Surabaya –
Setiap tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah, umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW atau hari lahir Rasulullah SAW. Di merayakan Maulid Nabi, berbagai Daerah Di Indonesia Memiliki Kebiasaan tersendiri yang berbeda-beda, termasuk Jawa Timur.
Tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW Berencana bertepatan Bersama tanggal 16 September 2023. Perayaan Maulid Nabi bisa diisi Bersama pembacaan Barzanji (riwayat hidup Nabi), ceramah keagamaan, makan bersama, serta Melakukan berbagai perlombaan. Seperti lomba membaca Al-Qur’an, lomba azan, lomba hadrah, dan sebagainya.
Warga Jawa Timur juga biasanya merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW Bersama beragam Kebiasaan. Misalnya Di Banyuwangi ada Kebiasaan Endog-endogan, Kelompok Mojokerto Bersama Kebiasaan Keresen, Madura ada Kebiasaan berebut hidangan yang telah didoakan Sebelumnya, dan Kebiasaan lainnya.
DetikJatim merangkum beberapa Kebiasaan perayaan Maulid Nabi Di Jawa Timur yang Memikat, seru, dan penuh makna, Di memperingati Maulid nabi sebagai wujud kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
1. Kebiasaan Keresen Di Mojokerto
Setiap tahun, warga Mojokerto Memiliki Kebiasaan unik Di menyambut Maulid Nabi yang dikenal sebagai Keresan. Kebiasaan ini dipercaya telah berlangsung turun-temurun Bersama Kelompok setempat. Di Keresan, pohon keres dihias Bersama berbagai Barang Dagangan, termasuk hasil bumi, Pengganti, busana muslim, dan Penutupkepala. Warga Lalu berlomba-lomba Sebagai merebut Barang Dagangan-Barang Dagangan yang tergantung Di dua pohon keres dan gunungan yang berisi hasil bumi.
Kebiasaan ini menjadi ungkapan syukur dan suka cita Di menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pohon keres yang digunakan melambangkan ketenangan, kelimpahan, dan harapan Berencana rezeki berlimpah, seperti buah keres yang melimpah.
2. Endog-endogan Di Banyuwangi
Endog Di bahasa Jawa artinya telur. Ya, Kebiasaan ini menggunakan telur Sebagai merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW
Kabupaten paling ujung timur Di Pulau Jawa ini memang Memiliki Kebiasaan unik Di merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan telah menjadi Pada tak terpisahkan Bersama Kelompok Banyuwangi. Di Kebiasaan ini, Kelompok menghias telur Bersama kembang Kertas berbagai motif, dan menancapkannya Di pelepah pisang atau disebut jodhang.
Lalu, telur-telur yang dihias Bersama berbagai kreasi tersebut diarak mengelilingi kampung menggunakan kendaraan, sembari diiringi lantunan pujian dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Telur merupakan simbol Bersama kelahiran, sedangkan bambu berarti tempat yang kering dan bunga Memiliki arti kehidupan, yang Berencana membawa manusia Bersama zaman kegelapan Ke zaman Kejiwaan
3. Rebu’en Di Probolinggo
Warga Desa Sologodek, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo kerap Melakukan Kebiasaan Rebu’en Sebagai merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bentuk Kebiasaan ini adalah berebut aneka bahan Konsumsi hingga peralatan salat.
Berbagai Konsumsi dan alat salat itu digantungkan Di langit-langit musala atau masjid Di sana. Usai bersalawat, warga langsung berebut Barang Dagangan-Barang Dagangan yang bergantungan tersebut.
Konon, Kebiasaan ini sudah dilakukan turun-menurun Dari ratusan tahun lalu. Kebiasaan ini dilakukan Sebagai menggambarkan kekompakan umat Islam Di Probolinggo.
4. Muludhen Di Madura
Kebiasaan Muludhen digelar Kelompok muslim Madura Sebagai merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kebiasaan ini diisi Bersama pembacaan selawat Nabi dan Barzanji (kitab sastra yang berisi sejarah Nabi dimulai Bersama kelahiran sampai wafatnya) Di setiap masjid.
Di Di Itu, para remaja dan ibu-ibu kerap datang Hingga masjid atau musala Bersama membawa nasi tumpeng Di atas talam. Lengkap Bersama aneka ragam buah Di Disekitar nasi itu. Semua sajian itu dibawa Sebagai didoakan, lantas dimakan bersama.
5. Sebar Udikan Di Madiun
Warga Desa Kedondong, Kebonsari, Madiun kerap melakukan Kebiasaan Sebar Udikan Di Maulid Nabi Muhammad SAW. Kebiasaan ini dilakukan Bersama melempar uang koin kepada warga secara bergerombol.
Sebar Udikan diyakini sebagai Kebiasaan turun-menurun Di desa setempat. Konon, Kebiasaan ini bermula Bersama niat seorang warga yang ingin beramal kepada warga miskin, Akan Tetapi caranya Bersama melemparkan uang koin agar menjadi rebutan.
6. Rebutan Koin Di Kediri
Serupa Bersama Sebar Udikan, Kebiasaan sebar uang Di Maulid Nabi Muhammad SAW juga ada Di Kediri. Tepatnya Di Masjid Wakaf Jamsaren, Pesantren, Kota Kediri.
Kebiasaan ini kerap diikuti ratusan anak, remaja, dan warga Di serambi masjid. Seusai salat isya berjemaah, setiap warga yang hadir berkumpul Di serambi dan bersiap berebut uang yang disebarkan takmir masjid dan warga yang bersedekah.
Pecahan uang koin yang disebar pun beraneka ragam. Mulai Bersama Rp 100, Rp 500, Rp 1.000, hingga pecahan Rp 20.000. Kebiasaan ini bertujuan mengajak anak-anak agar rajin beribadah Di masjid dan bersedekah.
Nah, itu tadi sejumlah Kebiasaan Maulid Nabi Muhammad SAW Di Jawa Timur. Kira-kira ada Kebiasaan unik lainnya kah Di daerahmu detikers?
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 6 Kebiasaan Unik Menyambut Maulid Nabi Di Jawa Timur