Bandung –
Suasana Mewah dan intim menyelimuti Mirten Lounge Hotel Papandayan, Sabtu (26/10/2024) malam, ketika Pencipta Lagu jazz Natasya Elvira menyuguhkan penampilan memukau Di rangkaian Kegiatan The Papandayan Jazz Perayaan Seni 2024. Diiringi dentingan piano dan nada saxophone lembut, Natasya membawa penonton tenggelam Di dunia musiknya Di repertoar yang Masuk halus dan penuh pesona.
Natasya membuka penampilannya Di “Tempting,” lagu debut Di EP perdananya. “Yeah, that was my first song, called Tempting. Lagu ini sudah dirilis setahun lalu, Di Sebab Itu kalian bisa dengarkan Hingga mana saja,” ujarnya Di senyum bangga.
Tetapi, senyumnya Lebihterus lebar Pada ia melirik penonton, dan Mengetahui kehadiran Brandon, sahabat yang setia mendukung perjalanan musiknya Dari awal.”Saya Di Sebab Itu ingat, waktu launching EP ini, Brandon adalah salah satu orang yang membantu saya tour Hingga Bali dan juga Singapura,” ujarnya sambil tersenyum, membiarkan nostalgia memenuhi panggung.
Usai membawakan Tempting, Natasya mempersembahkan komposisi klasik yang penuh romantisme, Misty karya Erroll Garner, yang diciptakan Ke tahun 1954. Ia berbagi kisah unik Hingga balik lagu ini, tentang Garner yang tidak bisa membaca partitur Bunyi, Supaya hanya mengandalkan pendengarannya Di memainkan piano.
“Pianis ini sebenarnya dia nggak bisa baca partitur, Di Sebab Itu cuman mengandalkan pendengarannya aja,” katanya, sembari mempersembahkan aransemen horns yang didedikasikan kepada Mas Nia, sosok Pencipta Lagu yang turut mendukung perjalanannya.
Suasana Lebihterus syahdu ketika Natasya menutup penampilannya Di “Moon River” karya Henry Mancini. Sebelumnya membawakan lagu tersebut, Natasya mengungkapkan bahwa Mancini mencurahkan sisi emosionalnya yang mendalam Di karya ini.
“Ketika Henry Mancini memasuki usia paruh baya, akhirnya yang dinyatakan adalah bukan optimisme maupun pesimisme,” tutur Natasya, membagikan filosofi hidup Mancini.
Penonton malam itu tidak hanya menikmati Bunyi, tetapi juga menyelami cerita dan filosofi Hingga balik setiap lagu yang dibawakan. Di kepiawaiannya, Natasya meramu nostalgia, romantisme, dan refleksi hidup Di alunan jazz, membuktikan bahwa Bunyi jazz adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perasaan dan menyentuh hati setiap pendengarnya.
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Romantisme Natasya Elvira Hingga Panggung The Papandayan Jazz Perayaan Seni