Karangasem –
Upacara umat Hindu Hingga Bali umumnya dipimpin pemangku (pemuka agama laki-laki). Akan Tetapi, situasi berbeda ada Hingga Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem. Pelaksanaan upacara agama Hingga sana lebih dominan dipimpin pemuka agama perempuan (sedaan).
Walaupun Desa Tianyar Barat Memperoleh pemuka agama laki-laki (pemangku), Komunitas sebagian besar memilih sedaan Sebagai memimpin upacara keagamaan. Lalu apa yang membedakan Di pemangku dan sedaan.
Perbedaan Pemangku dan Sedaan
Pemangku dan sedaan merupakan pemuka agama umat Hindu yang bisa memimpin jalannya upacara keagamaan. Selain perbedaan secara gender, menurut kepercayaan Komunitas Desa Tianyar Barat, pemangku ditugaskan Sebagai memimpin upacara Hingga pura-pura atau yang sifatnya Dewa Yadnya (persembahan kepada Tuhan). Sedangkan sedaan, dominan memimpin ritual Hingga Rumah-Rumah Komunitas setempat, seperti upacara abulan pitung dina (satu bulan tujuh hari), naur sesangi (membayar kaul), otonan, tiga bulanan serta mecaru.
Kepercayaan Komunitas Di Sedaan
Untuk pandangan Komunitas setempat, pemilihan Sedaan Sebagai memimpin upacara diyakini Memperoleh kekuatan spiritual yang besar. Komunitas Desa Tianyar Barat meyakini Pada upacara berlangsung, leluhur dapat memasuki badan Sedaan, sebuah kepercayaan yang dikenal sebagai ngengsap (kerauhan). Hal ini memungkinkan para keluarga Sebagai berkomunikasi Di leluhur Lewat Sedaan dan sesajen yang mereka persembahkan diyakini diterima Di baik Dari leluhur.
Contoh Ritual
Untuk upacara abulan pitung dina (satu bulan tujuh hari) Setelahnya kematian seseorang, biasanya Komunitas setempat Akansegera mengundang sedaan Sebagai memimpin jalannya upacara. Pada upacara berlangsung, roh orang yang sudah meninggal Akansegera memasuki badan kasar sedaan (ngengsap). Roh yang sudah meninggal Akansegera berkomunikasi Di pihak keluarga mengenai penyebab kematian, sudah Tenteram Hingga alam sana atau ada kekurangan upacara serta hal lain yang ingin keluarga tanyakan. Komunikasi ini Akansegera menjadi momen haru pagi keluarga.
Pembuktian Kebenaran Sedaan
Proses pembuktian leluhur telah memasuki badan Sedaan juga dilakukan Di cermat Dari keluarga yang Memperoleh upacara. Salah satu cara adalah Di menggosokkan dupa Ke kaki Sedaan. Jika kaki tidak terbakar atau terluka, hal itu Disorot sebagai bukti leluhur telah memasuki badan Sedaan. Akan Tetapi, jika terjadi Sebagai Alternatif, Sedaan Disorot tidak jujur.
Proses Mengundang Sedaan
Proses mengundang Sedaan merupakan sebuah ritual yang sarat makna. Pihak keluarga datang Hingga Rumah Sedaan beberapa hari Sebelumnya upacara Di membawa beras dan canang Untuk satu wadah, Untuk sebuah Kebiasaan ini disebut naksu. Setelahnya Itu, Ke hari H, Sedaan dijemput kembali Dari keluarga. Proses penjemputan ini disebut ngulem.
Setelahnya upacara selesai, Sedaan kembali pulang Di membawa beras yang berisi uang atau disebut baas pipis. Keluarga juga Menyediakan banten peras yang berisi daging ayam sebagai ucapan terima kasih atas jasa Sedaan Untuk memimpin upacara.
Setiap Daerah dan Komunitas tentu Memperoleh keunikan serta kepercayaan masing-masing Akansegera Kebiasaan ya detikers. Perbedaan dan keunikan kepercayaan ini membuat Indonesia menjadi makin indah. Apakah Hingga daerahmu ada kepercayaan unik juga detikers?
Artikel ini ditulis Dari Ni Komang Nartini, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka Hingga detikcom.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Sedaan, Pemuka Agama Wanita yang Bisa Pimpin Upacara Hingga Tianyar