Orang Bali Punya Nama Masa Kecil yang Unik, Begini Penjelasannya



Denpasar

Sebagian orang Bali Memperoleh nama masa kecil yang unik. Nama-nama masa kecil itu kerap terdengar aneh lantaran berasal Di kata-kata yang tak galib terdengar. Di masa lalu, kita dapat menemukan nama-nama orang Bali seperti I Kerug, I Koncreng, I Lengkong, I Keweh, I Kiul, I Koming, dan sebagainya.

I Wayan Sui Suadnyana misalnya. Pria asal Desa Landih, Kabupaten Bangli, itu Pada kecil Memperoleh nama panggilan ‘Kucung’. Menurutnya, nama itu diberikan sanak saudaranya lantaran Pada lahir tubuhnya berukuran kecil menyerupai botol minuman.

“Kucung itu plesetan Di pucung (sebutan botol orang Bali) Lantaran lahirnya terlalu kecil seukuran botol bir. Kebetulan Pada lahir ada Layar Lebar luar negeri nama pemerannya Lily Chung. Nama Kucung diambil Di plesetan Trend Populer itu,” ujar Sui, Jumat (6/12/2024).


Ni Komang Nartini juga Memperoleh nama kecil yang unik. Perempuan asal Kubu, Karangasem, itu semasa kecil kerap dipanggil Kenyer. Nama itu diberikan Lantaran dia menangis terlalu kencang Pada dilahirkan.

“Kenyer itu sebenarnya plesetan Di kata mekenyer. Untuk bahasa Bali, mekenyer artinya cempreng,” ujar Nartini.

Lantas, mengapa orang Bali Memperoleh nama-nama masa kecil yang unik?

Dosen Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana (Unud), I Ketut Eriadi Ariana, menjelaskan nama-nama masa kecil orang Bali sebagai pengaruh fenomenologis. Umumnya, dia berujar, nama-nama unik itu disematkan Di seseorang berdasarkan peristiwa yang dialaminya.

“Saya melihat hal itu sebagai sebuah Trend Populer kebahasaan Ke Komunitas. Ada unsur pengingat peristiwa yang Mungkin Saja Yang Terkait Di Di Konsep onomatope (kata yang menirukan bunyi),” ungkap Eriadi Pada dihubungi detikBali Di Minggu (7/12/2024).

Menurut Eriadi, nama masa kecil merupakan Trend Populer Kearifan Lokal Dunia yang tak hanya dimiliki orang Bali, tetapi juga orang Di luar Bali. Jero Penyarikan Duuran Batur itu menilai nama-nama tersebut dijadikan penanda Untuk seseorang atau keluarga Sebagai mengingat peristiwa penting Pada kelahiran anaknya.

“Trend Populer penamaan anak yang kita temui memang banyak, bukan hanya Ke Bali. Saya rasa juga banyak ditemukan Ke Jawa, Malahan juga Mungkin Saja ada Ke kebudayaan yang lain,” imbuh Eriadi.

Eriadi menuturkan orang Bali Memperoleh kecenderungan Sebagai membentuk sistem penamaan Di mengaitkan Situasi atau suasana tertentu. Selain penamaan manusia, hal serupa juga dilakukan Sebagai Memberi nama sebuah tempat.

“Ke desa saya ada air yang keluar Di bawah dan suhunya panas. Supaya, tempat itu dinamakan Tirta Bungkah atau Yeh Bungkah. Penamaan ini berdasarkan Trend Populer air tersebut,” imbuh penulis Literatur Ekologisme Batur itu.

Menurut Eriadi, pemberian nama yang merujuk Di peristiwa atau Situasi-Situasi tertentu itu adalah hal yang lumrah. Cara serupa juga masih ditemui Di kehidupan Terkini.

“Untuk saya unik itu relatif. Sama halnya Di nama Agus yang lahir Di bulan Agustus, lalu Okta yang lahir Di bulan Oktober,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis Di Ni Komang Nartini peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka Ke detikcom.

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Orang Bali Punya Nama Masa Kecil yang Unik, Begini Penjelasannya