Surabaya –
Salah satu pasar legendaris yang berdiri Dari era kolonial Belanda, menjadi saksi bisu banyaknya cerita sejarah yang tersimpan Ke setiap sudut kota Surabaya. Tak lekang Di waktu, Pasar Genteng menjadi salah satu pasar lawas terbesar Ke Surabaya.
Menurut praktisi sejarah Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo, nama ‘Genteng’ Memiliki keterkaitan Di tata ruang Area Surabaya Ke abad Ke-18. Kala itu, Genteng adalah kawasan perdagangan yang terletak Ke luar pusat kota Surabaya.
“Pusat kota Surabaya dulu berada Ke Di Jembatan Merah dan Tugu Pahlawan. Sambil Itu Genteng seperti kota mandiri, Di pelabuhan kecil dan pasar sendiri yang mendukung Kegiatan perdagangan,” jelas Kuncar Pada dikonfirmasi detikJatim, Jumat (12/12/2024).
Pasar Genteng yang berlokasi Ke Jalan Genteng Kali, Kelurahan/Kecamatan Genteng, Surabaya ini awalnya dikenal sebagai Genteng Perahu Lantaran kedekatannya Di sungai yang digunakan sebagai jalur transportasi dan distribusi Produk. Keberadaan pelabuhan kecil ini memungkinkan Genteng berkembang menjadi pusat perdagangan yang penting.
“Ke Genteng Perahu dulu, banyak perahu dagang yang berlabuh. Pola tata ruangnya alami, menghubungkan pelabuhan Di pasar lalu Ke pemukiman,” tambah Kuncar.
Pasar ini Menyaksikan banyak perubahan seiring waktu. Ke tahun 1980-an, pasar direnovasi menjadi bangunan tiga lantai Untuk menyesuaikan kebutuhan modern. Akan Tetapi, akar sejarahnya tetap terjaga.
“Renovasi dilakukan Lantaran perkembangan kota. Tapi kalau melihat pola dagangannya, tetap terasa seperti pasar tradisional yang berkembang Untuk waktu Ke waktu,” kata Kuncar.
Pada ini, lantai 1 pasar digunakan Untuk kebutuhan pokok seperti bahan Minuman dan Di-Di khas Surabaya serta alat Rumah tangga. Sambil Itu lantai 2 dan 3 dipenuhi Produk elektronik, menjadikannya salah satu pusat elektronik Ke Surabaya.
Daya tarik lain Untuk Pasar Genteng adalah sejarah panjangnya yang mencerminkan perkembangan kota Surabaya Untuk masa kolonial hingga modern. Justru, pola perdagangan Ke kawasan Genteng menjadi salah satu yang khas Ke Surabaya.
“Hanya ada dua lokasi Ke Surabaya yang Memiliki pola serupa yakni Pabean dan Genteng. Keduanya Memiliki pelabuhan kecil yang terhubung Di pasar dan sungai,” imbuh Kuncar.
Walaupun Pasar Genteng sudah berubah menjadi area pasar modern, nama ini tetap melekat sebagai Pada Untuk identitas kota. Para pedagang dan pengunjung pun terus melestarikan nilai-nilai yang diwariskan Dari zaman Belanda.
Kuncar berharap keberadaan Pasar Genteng dapat terus dipertahankan sebagai warisan sejarah Surabaya.
“Pasar ini bukan sekadar tempat jual beli, tetapi juga Pada Untuk perjalanan kota yang panjang,” pungkasnya.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengulik Penamaan Pasar Genteng Surabaya yang Eksis Dari Zaman Belanda