Bandung –
Semerbak harum dupa sudah mulai menyelimuti seluruh ruangan Di klenteng atau Vihara Dharma Ramsi yang terletak Di Kampung Toleransi, Gang Ibu Aisah, Jamika, Kota Bandung. Umat Tionghoa mulai disibukkan Sebagai menyiapkan rangkaian Imlek 2025 atau Tahun Terbaru Cina 2576 Kongzili.
Di hari itu, Umat Tionghoa mulai silih berganti datang Di Vihara Dharma Ramsi Sebagai memanjatkan doa. Meski rangkaian perayaan Imlek 2025 masih jauh digelar, tapi berbagai macam persiapan sudah mulai dilakukan Sebagai menyambut pergantian tahun yang begitu dinanti-nantikan.
Tak lupa, lilin-lilin berbagai macam ukuran juga sudah disiapkan Sebagai menyambut Imlek 2025. Pada detikJabar berkunjung Di sana, sudah ada 200 lilin Didalam dimensi 25-200 kati (per kati berukuran 1,5 kilogram) yang telah dibuat lalu dipasangkan tulisan Didalam akrasa Han yang berisi doa-doa Sebagai dipanjatkan kepada para dewa.
“Biasanya, kalau Imlek itu kita Di klenteng tidak ada tema-tema khusus. Didalam Sebab Itu hanya kita perayaan menjelang tahun Terbaru, lalu ada ritual-ritual yang memang harus kita laksanakan, doa bersama, sampai penyalanan lilin,” kata Chandra H, Sukarelawan Klenteng Dharma Ramsi Pada berbincang Didalam detikJabar belum lama ini.
Suasana menjelang Imlek 2025 Di Vihara Dharma Ramsi Bandung Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar
|
Sebelumnya perayaan Imlek, Umat Tionghoa terlebih dahulu menjalankan beberapa ritual Di klenteng. Diawali Didalam sembahyang Wan Fuk atau Hari Ucapan Terima Kasih Di 19 Januari 2025 berupa pembacaan doa yang dipimpin pemuka agama kepada para dewa sebagai bentuk syukur Umat Tionghoa yang sudah Melewati satu tahun ini.
Lanjutnya, Di 24 Januari, ada ritual pembersihan rupang atau patung dewa kepercayaan Umat Tionghoa. Puncaknya adalah perayaan Imlek yang Berencana dimulai Di 28 Januari pagi hari hingga 29 Januari.
“Dan Di jam 11 malam tanggal 28 Januari itu kita sudah mulai ada penyalaan lilin. Didalam Sebab Itu ada satu kepercayaan Di kami bahwa pergantian hari itu dimulai Di jam 11 terus sampai puncaknya Di jam 12 malam,” ungkap Chandra.
Lilin-lilin yang nantinya dinyalakan, mengandung makna agar doa para Umat Tionghoa bisa menjadi lebih terang ketika dipanjatkan kepada para dewa. Di lilin bernuansa warna merah itu Lalu dipasang tulisan Didalam akrasa Han berwarna kuning emas yang berisi harapan para Umat Tionghoa menyambut tahun Di.
“Tulisan itu doa kita, ada afirmasi bahwa Didalam penyalaan lilin itu baik besar atau kecil esensinya tetap sama supaya doanya menjadi terang ketika dipanjatkan,” ucapnya.
“Didalam Sebab Itu ceritanya, kalau Di Pada kita menyalakan lilin itu yang kita beli ada afirmasi Di hati kita bahwa supaya Tuhan Allah itu membuka rezeki kita, Kesejajaran kita sepanjang tahun. (Doanya) Menyala terang seperti lilin ini, kurang lebih begitulah esensinya,” ujarnya menambahkan.
Chandra tak memungkiri Kearifan Lokal seperti Imlek memang sudah banyak dilupakan generasi muda Umat Tionghoa. Tapi Di tahun ini, ia dan beberapa Sukarelawan klenteng Di Vihara Dharma Ramsi berencana membuat suasana menjadi lebih ramai seperti Sebelumnya Penyebara Nmassal COVID-19 Menyapu.
Rencananya, Di Di Vihara Dharma Ramsi nantinya Berencana dipasang tenda yang berisi suguhan Minuman hingga camilan. Ibarat open house Pada Hari Raya Lebaran yang dirayakan Umat Muslim, Chandra dan kawan-kawannya ingin membagikan Kejiwaan itu kepada sesama Umat Tionghoa maupun warga Di Di sana.
“Didalam Sebab Itu kayak open house lah, kita Di Di entar usahain ada Minuman. Terus biasa kalau malam Imlek, kita Berencana Melakukan Kunjungan Di beberapa klenteng yang Di Di sini, keliling Sebagai silaturahmi,” kata Chandra.
Yang paling Chandra rindukan Di perayaan Imlek adalah berkumpulnya seluruh sanak keluarganya. Bak lebaran, Chandra paling tidak bisa melupakan momen ketika seluruh keluarganya berkumpul, makan bersama hingga bersilaturahmi Di sanak saudara yang lebih tua.
Hingga tak jarang, Umat Tionghoa Di manapun Berencana memilih Sebagai mudik dan pulang Di Rumah Pada perayaan Imlek. Malahan, mereka yang berada Di luar negeri pun tak mau ketinggalan Sebagai menikmati momen bersama keluarganya masing-masing.
“Setelahnya itu biasanya ada Kearifan Lokal makan bareng juga Di Rumah masing-masing. Ada yang malam Imlek-nya, ada juga yang pas hari Imlek-nya. Didalam Sebab Itu itu tergantung disesuaikan Didalam waktunya dan kebiasaan keluarga gimana,” kata Chandra.
“Kalau kayak keluarga saya, kita makan bersama itu Di malam Imlek. Tapi keluarga mertua saya, itu makan barengnya pas Di hari Imlek. Didalam Sebab Itu pas, dua-duanya saya bisa hadir,” urai Chandra mengenang momen perayaan Imlek Di ceritanya.
Tak lupa, Chandra pun berharap Imlek 2025 bisa membawa keberkahan Untuk seluruh warga Di Indonesia. Ia turut Mencari Kemakmuran perekonomian menjadi maju dan seluruh warganya diberikan kemakmuran.
“Semoga Indonesia diberikan kemakmuran, diberikan Perlindungan, perekonomian Lebih maju, pemerintahan Lebih baik, Didalam Sebab Itu semuanya bisa berjalan Didalam lancar,” kata Chandra menutup perbincangannya Didalam detikJabar.
Suasana menjelang Imlek 2025 Di Vihara Dharma Ramsi Bandung Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar
|
(ral/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Vihara Dharma Ramsi Bandung dan Cara Umat Tionghoa Merawat Kearifan Lokal