Pangandaran –
Selain terkenal Di beragam keindahan alamnya, Pangandaran, Jawa Barat, mempunyai produk lokal yang unik. Salah satunya batik dahon Pangandaran.
Berbeda Di batik Di umumnya, setiap motif batik ini berbentuk dedaunan atau tangkai. Agar Memiliki keunikan tersendiri.
Produk yang dihasilkan batik dahon ini tidak hanya kain dan Busana. Tetapi ada Sandalku, syal, Penutupkepala, iket hingga Saku. Beragam fesyen perempuan seperti kemeja, Saku Dompet hingga daster berbahan batik dahon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk harganya sangat beragam, Untuk t-shirt Rp 200 ribu/pcs, Sandalku batik dahon Rp 600 ribu, Sandalku batik dahon canvas Rp 400 ribu, Penutupkepala Rp 150 ribu, pouch Rp 100 ribu dan kain batik dahon ada yang sampai Rp 1 juta.
Owner Batik Dahon Pangandaran Asep Kartiwa (57) mengatakan memang pembuatan batik dahon Di batik cap atau tulis agak berbeda. Menurutnya, perbedaannya berada Untuk cara pemberian motif hingga pewarna kain.
“Batik dahon cara pembuatannya memang panjang prosesnya, kita harus menyiapkan pewarna motif kain dan bahannya. Mulai Untuk Memutuskan buah dahon Untuk pewarna nyah hingga motif yang digunakan semua berasal Untuk alam,” kata Asep kepada detikJabar, Senin (20/1/2025).
Ia mengatakan Untuk penyiapan bahan dimulai Untuk pewarna kain yang diambil Untuk unsur alam. “Hampir semuanya Untuk alam seperti kulit kayu, buah dahon dan dedaunan Disekitar Rumah,” ucapnya.
Berbagai macam batik dahon Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar
|
Buah dahon itu berasal Untuk pepohonan yang hidup Di pinggir sungai air payau. Di Pangandaran tumbuhan itu mudah ditemukan.
“Kita memanfaatkan itu Sebab belum ada orang lain yang mencoba itu,” katanya.
Dia menuturkan, buah dahon sebagai pewarna Makanan sudah dibawa Ke lab UGM Untuk diteliti Di 2019 yang lalu.
“Dicoba dibawa Ke lab UGM bahwa buah tersebut bisa dijadikan pewarna Untuk kain. Setelahnya itu, kami jadikan sebagai brand juga, makannya namanya Batik Dahon Sebab pewarna kain Untuk buah dahon,” Paparnya.
Ia mengatakan buah Dahon ini menghasilkan warna yang bagus berwarna kemerahan bisa lebih gelap atau terang. “Warnanya itu khas merah kecoklatan, bisa merah muda atau tua, tergantung,” ucapnya.
Proses Pembuatan Batik Dahon
Asep mengatakan pertama Setelahnya buah dahon diambil Untuk pohonnya sebanyak satu tangkai. Dicacah hingga menjadi beberapa Dibagian.
Lalu, buah dahon dimasak Di atas api panas hingga mendidih dan mendidih. “Setelahnya proses memasak buah, menyiapkan kain Untuk menyampurkan warna,” ucapnya.
Setelahnya itu, ia menyiapkan kain Untuk proses spooring atau membersihkan kain Untuk limbah sintetis.
“Mutakhir ada proses mordan, Sebab tahapan ini sangat mempengaruhi nanti hasil daripada batik dan warnanya itu,” katanya.
![]() |
Meski demikian, kata dia, Untuk proses mordan ini sedikit mencampurkan bahan kimia seperti cuka atau tawas. “Sangat sedikit Untuk membantu warnanya keluar Untuk dahon,” ucapnya.
Setelahnya Itu, Setelahnya dimordan kain dijemur sampai kering lalu dicelupkan lagi satu kali Ke pewarna, lalu satu kali lagi Ke air.
“Terus nanti daunnya ditata Di atas kain Di bunga dan daun bermotif lainnya Setelahnya itu direbus Di dua jam. Agar semua bentuk motif itu menempel Di kain,” ungkapnya.
Jika proses rebus selesai, kain Akansegera digelar Di atas Tatakan besar dan didinginkan terlebih dahulu tanpa sinar matahari. “Daun-daun yang menempel sebagai motif dilakukan pembersihan,” ucapnya.
“Semua yang kita manfaatkan adalah daun-daun kulit kayu, buah dahon dan kulit buah yang lainnya Untuk alam Disekitar, Di pekarangan Rumah Disekitar kita juga banyak,” sambung dia.
Asep mengatakan peminat beragam produknya telah tembus Ke luar Daerah, Untuk mulai Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya hingga Jogja. “Alhamdulillah Ke luar Daerah juga sampai Malahan hingga Kalimantan,” ucapnya.
Samping Itu, kata Asep, ada pembeli yang berasal Untuk luar negeri. Itu pun awalnya Untuk wisatawan yang berkunjung Ke Pangandaran. “Dulu ada wisatawan yang datang Ke Pangandaran sama pemandu dibawa Ke galeri saya dan Pada Ke negeri asalnya memesan ulang,” katanya.
Asep mengatakan penjualannya tidak hanya Di rumahnya yang beralamat Di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. “Kami juga jual secara offline buka outlet yang ada Di hotel-hotel Pangandaran,” ujarnya.
Malahan, kata Asep, outletnya sudah dibuka Di Bandara Kertajati. “Di Bandara Kertajati sudah ada Dari tahun kemarin,” ucapnya.
Untuk sebulan Asep mengaku Merasakan pesanan produknya Ke luar negeri sebanyak 30 pcs per bulan. “Alhamdulillah per bulan ada 30 pcs mah Ke luar negeri itu kebanyakan syal. Sebab kirim Ke Belanda. Katanya banyak yang suka warna tidak terlalu cerah,” ucap dia.
Di Pada Yang Sama, Untuk produk sepatunya Untuk sebulan bisa laku sampai 30 pcs. Jumlah tersebut disebutkan Asep bisa variatif. “Kalo jumlah pesanan itu variatif puluhan picis ada,” katanya.
Menurut Asep Untuk sebulan Prakiraan omzet yang didapatkan bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. “Sebab kami tidak jual produk aja. Kami buka workshop Untuk study tour dan tour lainnya Di Pangandaran. Bekerjasama Di para tour travel disini,” ucapnya.
Awal Mula Merintis Usaha Batik Dahon
Asep dan istrinya sudah menggeluti lama dunia batik. Akan Tetapi, Untuk batik dahon mulai merintis Dari tahun 2018.
“Waktu itu Disekitar tahun 2017 saya berencana belanja batik Ke Jogja. Sebab biasa menjualnya Di Pangandaran. Akan Tetapi, waktu itu Pada mengantar anak kuliah berkunjung Ke salah satu mall yang Untuk melaksanakan Mode show batik,” kata Asep.
Pada Mode show berlangsung Asep melihat salah satu peserta Memiliki warna dan motif batik yang berbeda. Agar penasaran dan mencari tahu.
“Pada ditanyakan ternyata warna batiknya berasal Untuk unsur alam. Agar dulu belajar dan membeli modul video Untuk dipelajari,” ucapnya.
Sepulang Untuk Jogja, Asep dan istrinya mencoba membuat batik ecoprint berbahan alam Untuk dedaunan. “Awalnya iseng Pada dipamerkan Di sekolah banyak yang suka. Agar tahun 2018 mulai serius dan membuat Di beragam produk tidak hanya kain,” katanya.
Perjalanan merintis batik dahon rupanya tidak berjalan mulus seperti yang dipikirkannya. Asep mengaku jatuh bangun Untuk mulai tidak ada yang membeli dan sepi peminat. “Dulu mulai promosi Di medsos ikut pameran Usaha Mikro Kecil diajak Pemda keluar Daerah alhamdulillah responnya baik,” ucapnya.
(yum/yum)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Pesona Alami Batik Dahon Pangandaran yang Curi Atensi Di Luar Negeri