Malang –
Industri perfilman Indonesia menjadi sorotan Bersama hadirnya Sinema animasi ‘Jumbo’, karya anak bangsa yang mencuri perhatian publik. Sinema ini tidak hanya menjadi sebuah hiburan, tetapi sebagai Perawatan rindu Untuk pencinta bioskop Akansegera kehadiran Sinema animasi yang berkualitas dan sudah lama dinanti.
Sinema itu digarap Bersama Ryan Adriandhy, seorang anak bangsa yang Memiliki tekad tinggi dan telah menamatkan studi magister Ke Amerika Serikat.
Dosen Ilmu Komunikasi (Ikom) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novin Farid Setyo Wibowo, S. Sos, M.Si, menyebut perilisan Sinema ‘Jumbo’ membawa banyak kabar baik dan Menyambut respon positif Bersama Kelompok.
Novin mengatakan, antusiasme publik melonjak tinggi seiring Bersama kabar positif yang tersebar luas, Memperbaiki rating Sinema, dan membangkitkan minat menonton Sinema lokal.
Bersama sisi produksi, Sinema ini melibatkan banyak kru dan sutradara lokal, Menunjukkan keseriusan Untuk pengerjaan setiap detail Sinema ini. Hasil akhirnya, Sinema ini dikemas Bersama sangat Memikat, mudah dipahami, dan sesuai Bersama target pasarnya, yaitu anak-anak.
“Sinema ini juga melibatkan sutradara dan crew yang cukup banyak, Agar membuat lebih Memikat lagi Sinema garapan kreator Indonesia,” kata N
Novin juga melihat Bersama segi pengemasan Sinema juga terbilang cukup Memikat dan mudah dipahami. Lantaran target pasar Bersama Sinema ini adalah anak-anak.
“Mutu Sinema juga menjadikan daya saing Sinema jumba dapat bersaing Ke Insutri Sinema Internasioovin kepada wartawan, Sabtu (3/5/2025).nal,” tegasnya.
Berikutnya, kata Novin, momentum rilis yang bertepatan pasca lebaran menjadi faktor pendukung kesuksesan Sinema ini. Ke Di momen libur dan kebersamaan keluarga, banyak orang merasa membutuhkan tontonan berkesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga menyentuh.
‘Jumbo’ hadir Ke waktu yang sangat tepat ketika publik Lagi rindu Ke tontonan yang hidup, hangat, dan bermakna.
Menurut Novin, Sinema Jumbo mempunyai nilai plus dan minus diproduksi Bersama cukup detail, bisa bersaing Bersama pasar nasional, tayang Ke waktu yang tepat, diproduksi Bersama kreator anak bangsa, serta ada beberapa catatan yang muncul Bersama penonton.
Meski begitu, Novin menilai, alur cerita dinilai terlalu sederhana dan latar Dibelakang Jumbo yang kelam Lantaran tidak Memiliki orang tua terasa berat Untuk sebagian penonton anak.
Di Itu, lagu tema Sinema yang cenderung sedih seharusnya bisa lebih ceria Untuk anak-anak. Akan Tetapi, kehadiran Jumbo dinilai sebagai langkah awal yang penting Untuk membangun ekosistem perfilman yang lebih sehat.
Novin menegaskan, Ketahanan produksi Sinema membutuhkan Pemberian investor, regulasi pemerintah, dan tentu saja minat penonton.
Untuk bisa bersaing Indonesia harus mulai fokus Ke produksi Sinema yang tidak hanya mengikuti selera pasar, tapi juga membentuk selera Terbaru Lewat karya yang berkualitas.
Terakhir dia menekankan pentingnya menciptakan Sinema sebagai alat Pembelajaran dan IP (Intelektual Property) jangka panjang yang mampu menghidupi kreator dan memberi dampak lebih besar Ke industri.
“Harapannya, Jumbo bisa menjadi pemicu lahirnya Sinema-Sinema animasi edukatif lain yang tak hanya menyaingi produksi pasar lokal juga Internasional, tapi juga menyentuh hati dan membentuk karakter bangsa,” tutupnya.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Alasan Jumbo Diminati Jutaan Penonton Menurut Pengamat Sinema UMM