Bandung –
Perempuan yang ngidam sering banyak maunya. Keinginannya itu kadang-kadang mendekati kemustahilan. Akan Tetapi, lintasan-lintasan keinginan Di mengidam itu konon harus dituruti.
Jika apa yang dimaui ibu hamil ngidam tidak kesampaian, sesuatu yang kurang baik Akansegera terjadi kepada bayinya Di terlahir. Ke antaranya, anak Akansegera sering ngiler, air liurnya membasahi mulut.
Secara medis, ada dua faktor yang menyebabkan perempuan mengidam. Pertama, jika yang mengidam ingin Konsumsi tertentu, boleh Karena Itu Sebab tubuhnya benar-benar Untuk membutuhkan Gizi yang terkandung Untuk Konsumsi itu. Semisal, ngidam ingin permen atau gula. Kandungan gula bisa menambah tenaga dan mengusir lemas tubuh.
Faktor kedua, psikologis. Yang mengidam biasanya ingin hal-hal yang mustahil Ke waktu-waktu yang juga mustahil. Semisal, Ditengah malam ingin bertemu Bersama Ri. Keinginan ini dipengaruhi Bersama hormon yang mudah merubah suasana hati ibu hamil yang Untuk mengidam.
Lantas, apakah semua perempuan ngidam harus dituruti maunya? Jawabannya adalah tidak. Sebab, menuruti semua keinginan wanita hamil Bersama ketakutan dampak kepada anaknya Sesudah lahir hanyalah mitos.
Mitos Ngidam Ke Sunda
Sebagaimana umumnya mitos tentang ibu hamil Ke nusantara, Ke Sunda perempuan mengidam harus dituruti kemauannya. Jika tidak, liur anak Akansegera sering keluar.
Ke Sunda, Berjuang Bersama perempuan hamil banyak upacara adatnya. Untuk mulai usia kandungan tiga bulan hingga menjelang persalinan, ada banyak upacara kehamilan.
Upacara itu intinya adalah doa keselamatan Untuk ibu dan jabang bayi. Akan Tetapi, selain doa ada juga simbol-simbol yang dihadirkan Ke Untuk setiap upacara itu.
Misalnya, keluarga Menampilkan Konsumsi manis seperti wajit, rengginang atau opak yang juga manis. Ini dimaksudkan sebagai simbol bahwa kelak anak yang dilahirkan Akansegera berbudi baik, manis seperti Konsumsi yang tersaji itu. Juga simbol-simbol lain yang menggambarkan kemudahan persalinan, seperti Untuk Upacara Salapan Bulanan atau Upacara Tingkeban.
Keinginan ibu hamil Ke Sunda harus dituruti. Akan Tetapi, diturutinya keinginan yang mengidam punya dasarnya. Dasarnya yaitu dongen Raja dan Nangka. Cerita ini dituturkan Ke Untuk Literatur Upacara Adat Ke Pasundan (1982), tulisan R Akip Prawira Soeganda.
Dongeng Raja dan Nangka, Asal Usul yang Ngidam Harus Dituruti Maunya
Kocap tercerita, ada seorang Pegawai Negeri diperintah Bersama Raja Untuk mencari buah nangka yang matang lagi wangi. Sedap benar nangka yang demikian itu, apalagi disantap siang-siang.
Berangkatlah pegawai Negeri itu Untuk mencari nangka. Jika bukan Bersama syarat matang lagi wangi, nangka Akansegera mudah didapat. Akan Tetapi, yang matang lagi wangi harus dicari Bersama sedikit susah payah.
Sesudah berkeliling Hingga kampung, mencari nangka yang matang lagi wangi Untuk pohonnya langsung, pegawai Negeri itu akhirnya menemukan nangka yang diinginkan raja.
Bersama riang gembira, pegawai Negeri itu bergegas hendak kembali Hingga hadapan raja, menyerahkan apa yang didapatnya. Akan Tetapi, belum juga jauh beranjak, dia berpapasan Bersama seorang ibu hamil.
Ibu hamil yang penciumannya tajam Pada bebauan merasakan ada wangi nangka melintas Ke penciumannya. Diliriknya nangka yang Untuk dibawa pegawai Negeri itu. Ibu hamil lalu memanggilnya, berharap pegawai Negeri itu berhenti.
Ibu hamil lalu menyampaikan keinginannya, bahwa dia ingin mencicipi nangka itu Barang Dagangan senyamplung. Dilematis, Ke satu sisi ibu hamil itu mengidam dan tidak ada nangka pengganti, Ke sisi yang lain nangka itu pesanan raja.
Akan Tetapi, rasa kasihan meliputi hati pegawai negeri itu. Dia Lalu Menyediakan satu nyamplung nangka Untuk dinikmati ibu hamil yang mengidam tersebut. Ibu hamil pun riang gembira.
Pegawai negeri melanjutkan perjalanannya. Setibanya Ke kerajaan, dia unjuk uninga, memberi laporan kepada raja bahwa nangka telah didapatnya. Raja senang. Wajahnya berbinar.
Akan Tetapi, wajah yang cerah itu seketika gelap padam. Marah sekali raja melihat nangkanya kok sudah ada yang nyomot. Sudah ada yang mendahului memakan nangka itu.
Pegawai negeri menjelaskan bahwa dia berpapasan Bersama ibu hamil mengidam nangka dan memohon-mohon meminta nangka itu Barang Dagangan senyamplung. Mendengar penjelasan itu, raja makin murka. Ada rakyat yang berani mendahului santapan raja.
Awan mendung meliputi kerajaan. Raja meminta ibu hamil itu dibawa Hingga hadapannya. Apapun alasannya, ibu hamil itu harus dihukum.
Ke hadapan raja, ibu hamil itu dihukum pati. Perempuan yang Mutakhir saja menikmati nangka dibunuh. Selain dipenggal, perutnya dibelah.
Di perutnya dibelah, Ke perut itu terlihat seorang bayi lucu Untuk asyik mengemut nangka yang senyamplung itu. Melihat fakta demikian, raja bersedih dan merasa sangat bersalah. Raja menangis sejadi-jadinya.
Sambil menangis, dia memerintahkan agar semua perempuan hamil jika ngidam harus dituruti maunya.
(tey/tey)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Dongeng Sunda Raja dan Nangka, Asal Usul yang Ngidam Harus Dituruti Maunya