10 Kosa Kata Bahasa Sunda Ini Sulit Diucapkan Pemula



Bandung

Sejumlah kata Untuk bahasa Sunda terkesan sulit Sebagai diucapkan pemula. Orang-orang yang belajar bahasa Sunda kerap kali kebingungan Sebagai membaca sejumlah kata itu.

Apa yang menjadi sebabnya? Ke antaranya adalah Lantaran Ke Untuk bahasa Sunda dikenal huruf vokal ‘eu’, dan itu merupakan gabungan Di dua huruf vokal ‘e’ dan ‘u’.

Di Itu, orang-orang yang Ditengah belajar bahasa Sunda tak jarang kebingungan Sebagai membedakan pengucapan huruf ‘e’ dan ‘é’. Dirasanya, dua huruf itu tetap sama Untuk cara membacanya. Faktanya, keduanya punya bunyi yang berbeda Di diucapkan.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini, ada kata-kata yang sulit diucapkan Sebagai pemula, yang apabila seseorang telah lancar mengucapkannya, boleh dikatakan orang tersebut fasih. Apa saja contoh kata-kata sulit Sebagai pemula? Simak yuk!

Cara Mengucapkan Huruf Vokal Khas Sunda

Selain a, i, u, e, o, bahasa Sunda punya huruf vokal khas Sunda yaitu é dan eu. Keduanya tak jarang susah diucapkan Di pemula. Yaitu, orang-orang yang bukan berbahasa ibu bahasa Sunda.

Bagaimana cara mengucapkan e, é, dan eu ketika membaca tulisan berbahasa Sunda?

1. Huruf vokal e, dibaca seperti Ke kata ‘lemah’ Untuk bahasa Indonesia. Kata Sunda yang mengandung ‘e’ misalnya: Ledok, legok, lemah, getas, gedur, gedug, gebrus, gedebug, dan lain sebagainya.

2. Huruf vokal é, dibaca seperti Ke kata ‘bebek’ Untuk bahasa Indonesia. Kata Sunda yang mengandung ‘é’ misalnya: Kalér, kélor, kéla, kéhéd, béléké, kékéd, arék, éntog, édas, séréngéngé, séké sélér, dan lain sebagainya.

3. Huruf vokal eu, dibaca seperti kata ‘pasteurisation’ Untuk ucapan Prancis yang merujuk Ke proses pasteurisasi Sebagai membunuh bakteri Ke Konsumsi. Akan Tetapi, Untuk bahasa Sunda pengucapannya lebih tegas dan lebih jernih. Untuk kata Sunda, misalnya: Euy!, beulah, sabeulah, peurah, ceuyah, heuay, galeuh, geuleuh, dan lain sebagainya.

10 Kata Sunda yang Sulit Diucapkan Pemula

1.Reureuh

Kata ini merujuk Ke situasi beristirahat Di sebuah pekerjaan atau perjalanan. Reureuh berarti rehat. Tetapi reureuh Menunjukkan waktu yang Sambil, yang sejenak.

2. Sareukseuk

Kalau melihat keadaan Tempattinggal berantakan, mata rasanya tidak nyaman. Kalau melihat jalanan penuh sampah, mata rasanya kurang enak pandangan. Kebugaran inilah yang disebut sareukseuk.

3. Geuhgeuy

Menjadikan seusatu sebagai bahan bercandaan. Hal itu bisa apapun, yang jelas merujuk Ke sesuatu yang menghasilkan tertawaan. Menertawakan, tetapi Di nada yang menghina.

4. Laleuseuh

Suatu keadaan Ke mana Pengganti dan penampilan seseorang begitu kusut, kadang robekan Ke Pengganti dan debu-debu menempel Ke kulit akibat seseorang itu telah menempuh perjalanan sangat jauh dan Untuk waktu yang lama.

5. Mileuleuheungkeun

Situasi ketika seseorang kasmaran, kesengrem, atau ingin menjadikan seorang perempuan sebagai istrinya. Misalnya Untuk kalimat ‘Ujang Duléh anu mileuleuheungkeun ka Nyi Karti téh’ (Ujang Duleh yang mau Di Nyi Karti téh).

6. Ngabaheuhay

Kebugaran seseorang yang Lagi tiduran sambil terlentang. Pekerjaan ini biasanya melekat kepada sosok berna,a Kabayan Untuk cerita rakyat Sunda. Si Kabayan sering tidur terlentang Ke atas palupuh Ke Didepan rumahnya sambil menikmati semilir sejuk angin.

7. Béléké

Yaitu keadaan yang sangat sukar, susah diterjang. Misalnya Untuk frasa ‘hésé béléké’. Atau kata ini juga bisa digunakan Sebagai menyerupakan seseuatu Di seusatu yang lain yang ‘sukar’ dibedakan. Misalnya Untuk frasa, bapa béléké nurun ka anak (sama paras dan sifatnya Di bapak dan anak).

8. Eureuleu

Bagaimana suara orang ketika sendawa? Kata ‘eureuleu’ merupakan onomatope Untuk bahasa Sunda yang merupakan tiruan bunyi sendawa.

9. Dibéjérbéaskeun

Sesorang bertanya Lantaran bingung tentang suatu hal, maka orang yang ditanya menjelaskan sedetail Mungkin Saja Supaya persoalan menjadi jelas keterangannya. Persoalan yang sudah dijelaskan Di detail itu Untuk bahasa Sunda disebut ‘dibéjérbéaskeun’. Bisa juga dirubah Karena Itu aktif, ‘ngabéjérbéaskeun’.

10. Sapanyaeupahaneun

Kata ini Menunjukkan waktu yang sebentar Sebagai beristirahat. Nyeupah berarti mengunyah sirih atau menginang. Waktu Sebagai mengunyah sirih tidak Berencana lama, Lantaran begitu sirih dan campurannya lembut Ke mulut, langsung dimuntahkan lagi.

Undak Usuk Untuk Bahasa Sunda

Selain menggunakan huruf-huruf vokal yang khas, bahasa Sunda juga menganut sistem ‘undak-usuk’ atau tingkatan tutur Untuk penggunaannya, Supaya mengenal kata halus dan kasar. Kata-kata kasar ketika diucapkan Berencana memberi kesan songong.

Meski sistem undak-usuk berasal Di zaman feodal Ke Sunda, tingkatan tutur itu masih dipakai hingga Di ini. Bagaimana penjelasan mengenai bahasa Sunda halus dan kasar?

Cendekiawan Sunda, Daeng Kanduruan Ardiwinata atau dikenal sebagai D.K. Ardiwinata menulis Literatur berjudul ‘Elmoening Basa Sunda’ Untuk bahasa Belanda yang Lalu diterjemahkan Di Untuk Indonesia Di Ayatrohaedi, menjadi ‘Tata Bahasa Sunda’, diterbitkan Balai Pustaka (1984). Ke Untuk Literatur itu, dijelaskan tingkatan tutur halus hingga bahasa kasar

Bahasa lemes (halus) dipakai Di sesama bangsawan, atau Di orang kebanyakan kepada bangsawan.

“Bahasa itu Ke mulanya tidak terlalu banyak, Malahan Ke jaman yang telah lama silam tidak ada sama sekali. Akhir-akhir ini sajalah kosakata lemes bertambah, akibat munculnya kata-kata lemes ciptaan Terbaru,” tulis Ardiwinata.

Basa songong (bahasa kasar) adalah yang digunakan Di orang kebanyakan kepada sesama mereka, atau Di bangsawan kepada orang kebanyakan.

(tya/tey)

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 10 Kosa Kata Bahasa Sunda Ini Sulit Diucapkan Pemula