7 Toponimi Vulgar Di Jawa Barat yang Bikin Orang Sunda Tersenyum



Bandung

Selain Di hal kudapan seperti ‘Ewe Deet yang merupakan serutan kelapa disiram air gula merah, ‘ dan ‘Ewe Jero’ berupa mentimun segar disajikan Bersama kerupuk kriuk, Kelompok Di Jawa Barat juga menamai banyak Daerah-daerahnya Bersama nama-nama yang cawokah (vulgar).

Kocap tercerita toponimi Daerah Di Jawa Barat ada yang namanya Sarkanjut, Legok Hangseur, Baok, hingga Pasir Heunceut. Untuk orang bukan penutur bahasa Sunda, nama-nama itu Bisa Jadi biasa saja kedengarannya. Tapi orang Sunda pasti tersenyum.

Apa saja toponimi cawokah Di Jawa Barat? Berikut ini detikJabar merangkumkan beberapa Di antaranya, lengkap Bersama lokasi dan sepintas silsilahnya.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

7 Toponimi Vulgar atau ‘Cawokah’ Di Jawa Barat

1. Baok

Hm! ‘Baok’ secara bahasa adalah bulu kemaluan. Kata ini dipakai sebagai nama Sebagai sebuah Daerah Di Kabupaten Kuningan. Tepatnya Desa Baok Di Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dahulu kala, Sebelumnya tahun 1973, desa ini bernama Desa Tanjunganom. Tetapi, Kelompok bersepakat Sebagai mengubah nama desa yang mereka tinggali menjadi Desa Baok.

Perpustakaan Nasional RI Di unggahan Di facebook, 10 September 2020 mengungkapkan data Di koran masa lalu tentang perubahan nama desa ini. Perubahan nama itu telah disetujui Gubernur Jawa Barat Lewat surat yang dikeluarkan Di 25 Juli 1973.

“Sebelumnya bernama Desa Tanjunganom. Penggantian nama desa ini berdasarkan kehendak Kelompok desa tersebut, Kendati Memiliki arti lain Untuk Kelompok luar,” tulis akun facebook Perpusnas RI.

2. Sarkanjut

Eits, jangan ngeres dulu! Kanjut memang punya makna banyak, Di antaranya ‘kantong kecil tempat menyimpan’ seperti Di kata benda ‘kanjut kundang’. Makna lainnya, ‘kemaluan laki-laki’.

Di Garut, ada nama Daerah Sarkanjut. Tambahan ‘Sar’ Di ‘kanjut’ seperti kebiasaan orang Sunda Di mengomel. Misalnya, kata akang Karena Itu ‘Sarkang!’, Jefri menjadi ‘Sarjef!”. Tidak berubah makna.

Sarkanjut adalah nama sebuah situ atau danau. Situ Sarkanjut kerap dikaitkan Bersama mitos soal kejantanan pria. Situ Sarkanjut terletak Di Kampung Sarkanjut, Desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. Lokasinya, berada Disekitar 20 kilometer Di arah Utara perkotaan Garut.

Tetapi, dilansir detikJabar, makna Sarkanjut Di nama Situ ini bukan ‘kanjut’ sebagai alat kelami lelaki. Melainkan Di kanjut yang berarti tempat Sebagai menyimpan.

“Kanjut itu tempat Sebagai menyimpan. Karena Itu, dulu Di Daerah sini dijadikan Daerah Sebagai mengurus benda pusaka. Benda pusaka itu Setelahnya Itu dikanjuti atau diberi tempat,” ungkap Herman, narasumber detikJabar Di artikel berjudul ‘Mitos Kejantanan Pria dan Sejarah Situ Sarkanjut Di Garut’.

3. Legok Hangseur

Legok Hangseur tersusun Di dua kata. Pertama, ‘Legok’ yang berarti lembah, ceruk, atau sesuatu yang berlubang seperti ketika kata itu diterapkan Di jalan berlubang (ngaralegok). Kedua, ‘Hangseur’ yang berarti bau pesing. Hangseur merujuk kepada aroma kurang sedap air Karyaseni.

Nama Legok Hangseur menjadi nama sebuah kampung, tepatnya Di Kampung Legok Hangseur, Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Boleh Karena Itu Di Daerah lain Di Jawa Barat, nama ini digunakan juga.

Nama ini punya kesan vulgar, sebab ‘ceruk yang bau pipis’ Bisa Jadi merujuk Di ‘kepunyaan perempuan’. Tetapi sejatinya, menurut para ahli kebumian, bau pesin Di Daerah yang disebut ‘Legok Hangseur’ itu berasal Di tanah basah seperti rawa yang berada Di titik terbawah lembah tersebut. Bau tanah basah itu mirip bau pipis.

4. Ewe Randa

Nama yang janggal. Ewe Randa. Secara bahasa berarti ‘menggauli janda’. Nama ini digunakan sebagai nama sebuah pasir/gunung Di antaranya Pasir Ewe Randa yang berada Di Kampung Datarpetir, Desa Toblongan, Bojongasih, kabupaten Tasikmalaya.

Menurut situs Langgam Pustaka, Pasir Ewe Randa merupakan bukit Bersama ketinggian Antara 500 sampai 700 meter Di ata muka laut. Lebih tepatnya, Pasir Ewe Randa berada Di punggungan Gunung Gariawas.

“Bukit ini menjadi sebuah ekosistem lengkap Untuk berbagai macam hewan dan tumbuhan,” tulis situs itu.

Tetapi, nama Ewe Randa sendiri sejatinya bisa dimaknai tidak vulgar. Sebab, kata ‘Ewe’ bukan hanya bermakna ‘menggauli’, melainkan maknanya bisa sebatas ‘perempuan’. Karena Itu, ‘Ewe Randa’ berarti ‘perempuan janda’, dan tidak ada yang vulgar Bersama nama tersebut.

5. Cugenang

Cugenang adalah nama sebuah kecamatan, tepatnya Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Nama Cugenang boleh Karena Itu punya arti ‘dada yang menonjol’.

Di sebuah adegan Di Di kitab Bujangga Manik, sebuah naskah kuno Sunda, ketika kembalinya Bujangga Manik Di fase pertama perjalanannya, ada seorang pembantu Kadatuan bernama Jompong Larang.

Tersebutlah Jompong Larang Berencana melapor Di Putri Ajung Larang Sakean Kilat Bancana, seorang putri, tentang tugasnya mendatangi kediaman Bujangga Manik Di Pakancilan.

Putri Ajung Larang rencananya Berencana melamar Bujangga Manik alias Rakéan Ameng Layaran. Kendati akhirnya lamaran itu ditolak dan Rakéan Ameng Layaran pergi lagi Sebagai perjalanan fase keduanya.

“Tohaan / na Ajung Larang / Sakean Kilat Bancana, ngaleke ebreh na cangkeng, cugenang tuang pinareup.” (Putri Ajung Larang Sakean Kilat Bancana, mengenakan Pengganti Bersama cerobohnya, pinggangnya terlihat, dadanya menonjol Di Didepan.)

6. Tepung Kanjut

Tepung Kanjut menjadi nama sebuah jalan menanjak Di Disekitar Kota Banjar, Jawa Barat: Tanjakan Tepung Kanjut. Tanjakan ini berada tepatnya Di Dusun Tembungkerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman.

Tanjakan ini sering terdengar Di telinga Kelompok, apalagi Untuk wisatawan yang Berencana Di Pangandaran Berencana melewati tanjakan tersebut. Bila diartikan Di Bahasa Sunda Di Indonesia, Tepung artinya bertemu, dan Kanjut artinya alat kelamin pria.

Asal muasal nama Tepung Kanjut sudah ada Dari zaman dahulu. Warga asli Disekitar menyebut nama asli Di tanjakan ini adalah ‘Tembong Kanjut’, Sebab dahulu Bersama tanjakan yang curam orang Di Dibelakang dapat melihat Pada Di sarung/rok yang dikenakan orang Di depannya. Seiring perkembangan waktu, orang-orang terbiasa menyebutnya menjadi Tepung Kanjut.

7. Karang Kontol

Karang Kontol adalah nama yang disematkan Di batuan purba yang berada Di Teluk Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Namanya nyeleneh ya!

Sebagai batuan purba, tentu penamaan Karang Kontol juga setua usianya. Batuan yang terbentuk secara alami itu tampak seperti penis.

“Itu udah lama, Di zaman nenek moyang kita, memang dikatakan karang kontol bentuknya mirip penis laki-laki, dan memang itu ramai sekarang Di Kelompok, Di media sosial juga, Karena Itu booming,” ujar Piat Supriatna, narasumber detikJabar Di artikel berjudul ‘Jejak Abrasi dan Mitos Di Balik Karang Kontol Ciletuh’.

Demikian sejumlah toponimi Di Jawa Barat yang bernada vulgar atau cawokah. Apakah Di tempat detikers ada juga toponimi cawokah?

(tey/tey)

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: 7 Toponimi Vulgar Di Jawa Barat yang Bikin Orang Sunda Tersenyum