Madura –
Hingga Madura, Karya Seni pertunjukan tradisional tidak hanya dipandang sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media spiritual dan identitas komunal yang mengakar kuat. Salah satunya adalah Kearifan Lokal Sandur, teater rakyat yang tumbuh Hingga Desa Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.
Kearifan Lokal ini juga dikenal sebagai Remoh, terutama Untuk konteks ritual komunal Kelompok Madura. Keduanya merujuk Ke Karya Seni teater yang dipadukan Di ritual, menjadikannya warisan Kearifan Lokal Dunia khas yang terus hidup hingga kini.
Filosofi Kearifan Lokal Sandur
Dikutip Di skripsi “Karya Seni Kearifan Lokal Sandur Hingga Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan dan Pengaruhnya Pada Pembaruan Islam” (Mubarok, Husni, 2015), Sandur bukan sekadar pertunjukan teater atau tari. Lebih Di itu, ia adalah wadah Kearifan Lokal Dunia komunal yang penuh filosofi dan nilai spiritual Kelompok Madura. Secara etimologis, terdapat tiga pemaknaan utama yang sering digunakan sebagai berikut.
San-Dhur
Sandur diartikan sebagai perayaan “selesai panen” (san) yang dirayakan Di pesta semalam suntuk (dhur/ngedhur). Makna ini berakar Di Kearifan Lokal Dunia agraris Madura yang menjadikan Sandur sebagai ungkapan syukur atas berkah panen.
Soon Door
Ada pula interpretasi Di bahasa Belanda, yang berarti “meneruskan anak-anak”, merujuk Ke fungsi edukatif Sandur sebagai media pewarisan nilai, pengetahuan, dan moral kepada generasi berikutnya.
Sandiwara Ngedhur
Pemaknaan ketiga merujuk Ke sandiwara atau pertunjukan yang berlangsung sepanjang malam hingga pagi, menggambarkan kekayaan cerita dan pesan yang ingin disampaikan.
Ke dasarnya, Sandur/Remoh adalah ritus bertema pertunjukan. Ia menjadi sarana komunikasi Kelompok tradisional Di alam gaib, sekaligus media spiritual Untuk menyampaikan doa dan harapan. Untuk Kelompok petani dan nelayan, Kearifan Lokal ini masih Disorot penting sebagai jembatan spiritual dan ruang sosial yang memperkuat hubungan antarsesama.
Elemen Utama Sandur Madura
Sandur menggabungkan berbagai unsur Karya Seni yang saling melengkapi, Agar menciptakan pertunjukan yang dinamis, sakral, sekaligus menghibur.
1. Karya Seni Pertunjukan Multidimensi
Teater Rakyat/Lakon
Mengangkat cerita keseharian, legenda lokal, hingga kisah pewayangan. Drama biasanya diselingi banyolan lucu yang menjadi media penerangan sosial dan Pembelajaran moral.
Tari Tradisional
Kostum warna-warni dan gerakan lincah mengikuti irama Bunyi. Gerakan tari Memiliki makna dan tujuan yang disesuaikan Di ritual yang dijalankan.
Bunyi Tradisional
Menggunakan instrumen khas Madura seperti saronen, kendang, dan tong-tong, menciptakan suasana magis yang menjadi ciri khas Sandur.
Tembang/Kidung Madura
Syair-syair dinyanyikan Di menggunakan bahasa Madura. Tembang berisi nasihat moral, ajaran sopan santun, dan nilai kehidupan.
2. Peran Sentral Untuk Pertunjukan
Tandâk/Lenggek
Penari utama, umumnya laki-laki yang berdandan menyerupai perempuan. Ia menjadi pusat perhatian sekaligus penggerak suasana panggung.
Dukun/Pawang
Sosok ini Memiliki peran sangat penting, terutama Ke ritual Remoh. Dukun memimpin doa-doa, mengatur jalannya ritual, serta berfungsi sebagai mediator Di dunia manusia dan alam gaib, terutama Di terjadi trance atau kesurupan.
Proses Pelaksanaan Kearifan Lokal Sandur
Motif pelaksanaan Sandur sangat beragam, baik tujuan vertikal (memohon hujan, tolak bala, mendoakan sumur desa atau rokat somor), maupun tujuan horizontal (penguatan komunitas, penghormatan leluhur, hingga rokat bhuju’ atau ritual makam keramat).
Untuk praktiknya, media Karya Seni seperti tari, Bunyi, dan tembang menjadi Pada integral Di ritual. Gerakan tari muncul spontan sesuai irama Bunyi, yang dimainkan baik Di alat tradisional maupun alat sederhana seperti tong-tong bambu.
Ritual biasanya dipimpin dukun yang membacakan doa Untuk bahasa Madura dan Arab. Perpaduan ini menegaskan bahwa Sandur merupakan harmonisasi Di kepercayaan lokal (animisme-dinamisme) Di ajaran Islam.
Struktur Pementasan Sandur
Ke Umumnya, pertunjukan Sandur terbagi menjadi tiga Pada. Berikut struktur pementasan Sandur yang perlu diketahui.
A. Pembukaan – Ritual dan Bunyi
Pertunjukan diawali Di Bunyi tradisional. Hingga beberapa Daerah, pembukaan diawali kundangan atau selamatan yang ditandai Di digantungnya jajanan pasar Hingga Di panggung sebagai simbol persembahan.
|
Ilustrasi Pertunjukan Karya Seni Sandur Foto: Website Cak Durasim
|
B. Inti Pertunjukan – Tari, Tembang, dan Lakon
Tandâ’/Lenggek
Tampil sebagai penari utama Di gerakan gemulai, kadang menari sambil menyanyikan tembang Madura.
Remoh/Arisan Komunal
Hingga Bangkalan, Sandur sering menjadi Pada Di arisan sakral. Para tamu laki-laki naik Hingga panggung, menari bersama Tandâ’, lalu Menyediakan saweran. Momen ini menjadi sarana silaturahmi dan pengumpulan dana Untuk komunitas.
Lakon/Drama
Cerita drama diambil Di legenda atau pewayangan, diselingi banyolan khas yang menghibur penonton hingga larut malam.
C. Penutup
Kegiatan ditutup Di tembang atau ritual sederhana, lalu dilanjutkan Kearifan Lokal berebut jajanan yang digantung Sebelum awal. Simbol ini mencerminkan pembagian rezeki dan harapan atas berkah.
Nilai Kearifan Lokal Dunia dan Fungsi Sandur
Sandur tetap bertahan sebagai salah satu Karya Seni Kearifan Lokal Dunia paling penting Hingga Madura berkat fungsi sosialnya yang kuat. Beberapa nilai Kearifan Lokal Dunia dan fungsi sandur sebagai berikut.
1. Media Pembelajaran Moral
Syair dan tembang Sandur sarat nilai budi pekerti. Kelompok memandang Sandur sebagai sarana Pelatihan tradisional yang efektif.
2. Penguat Solidaritas Komunitas
Lewat Kearifan Lokal Remoh atau arisan sakral, Sandur mempererat hubungan Kelompok. Nilai gotong royong menjadi pilar utama Untuk penyelenggaraannya.
3. Identitas Kearifan Lokal Dunia Madura
Bahasa Madura, cerita lokal, serta gaya teatrikal khas Sandur menjadikannya identitas Kearifan Lokal Dunia yang membedakan Madura Di Daerah lain.
4. Warisan Kearifan Lokal Dunia Takbenda
Sandur Manduro telah ditetapkan sebagai Warisan Kearifan Lokal Dunia Takbenda (WBTb) Indonesia. Pengakuan ini memperkuat posisi Sandur sebagai Kearifan Lokal Dunia yang wajib dilestarikan dan dipromosikan.
Sandur Hingga Ditengah Tantangan Modernisasi
Modernisasi membawa perubahan besar Pada minat generasi muda Pada Karya Seni tradisional. Tantangan terbesar Sandur kini adalah bagaimana mempertahankan nilai dan fungsinya agar tetap relevan Hingga era digital.
Akan Tetapi, Di Dukungan pemerintah, penetapan sebagai WBTb, serta peran aktif Kelompok adat, Sandur masih berjalan hingga sekarang. Kearifan Lokal ini bukan hanya hiburan, tetapi ruang belajar, ritual spiritual, dan identitas kultural yang melekat Ke Kelompok Madura.
Sandur adalah bukti bahwa Karya Seni Kearifan Lokal dapat bertahan Pada Kelompok masih menjadikannya Pada Di kehidupan sehari-hari.
Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag Hingga detikcom.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Kearifan Lokal Sandur Madura, Teater Rakyat yang Bertahan Hingga Ditengah Arus Zaman







