Bali –
Hampir setiap Tempattinggal Hingga Bali Memiliki Dibagian yang difungsikan sebagai tempat sanggah atau merajan, yang merupakan tempat suci Untuk umat Hindu Untuk bersembahyang. Di kehidupan sosial, sering kali terjadi kesalahpahaman mengenai perbedaan Antara sanggah dan merajan, yang Disorot mewakili simbol kasta. Akan Tetapi, sesungguhnya terdapat fakta yang membantah perbedaan ini.
Bersama Sebab Itu, apa sebenarnya sanggah dan merajan? Berikut penjelasannya, berdasarkan informasi Di Badan Penghubung Provinsi Bali, TaruBali, PUPRKIM Provinsi Bali, dan Babad Bali.
Apa Itu Sanggah atau Merajan?
Secara harfiah, sanggah dan merajan merujuk Di tempat suci umat Hindu yang ada Hingga pekarangan Tempattinggal. Kata sanggah berasal Di istilah “Sanggah Pamerajan,” Hingga mana sanggah berarti tempat suci, dan pamerajan berasal Di kata praja, yang berarti keluarga. Bersama Sebab Itu, sanggah pamerajan adalah tempat suci Untuk suatu keluarga.
Kelompok Bali sering kali menganggap sanggah dan merajan sebagai dua tempat yang berbeda berdasarkan kasta. *Sanggah* Disorot milik Kelompok yang tidak berkasta atau jaba, sedangkan merajan dikaitkan Bersama orang yang Memiliki kasta. Akan Tetapi, secara esensi, keduanya adalah tempat suci yang sama.
Jenis-Jenis Sanggah Pamerajan
Sanggah pamerajan merupakan elemen penting Di kehidupan Kelompok Bali, tidak hanya sebagai tempat sembahyang, tetapi juga sebagai tempat Untuk memuja leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi. Berikut beberapa jenis sanggah pamerajan yang ada Hingga Bali:
1. Sanggah Pamerajan Alit
Dimiliki Bersama satu keluarga inti yang tinggal bersama Di satu Tempattinggal. Terdiri Di padmasari, kemulan rong telu, dan taksu.
2. Sanggah Pamerajan Dadia
Dimiliki Bersama beberapa keluarga yang Memiliki garis keturunan yang sama (purus). Terdiri Di padmasana, kemulan rong telu, limas cari, manjangan saluang, dan lainnya.
3. Sanggah Pamerajan Panti
Dimiliki Bersama kelompok Kelompok Di satu desa yang terdiri Di beberapa dadia. Sanggah ini biasanya lebih besar dan juga Memiliki bangunan meru atau gedong palinggih Bhatara Kawitan.
Palinggih Di Sanggah Pamerajan
Sanggah pamerajan terdiri Di beberapa palinggih, yaitu bangunan yang disimbolkan Untuk memuja dewa-dewa tertentu. Berikut beberapa palinggih yang umum ditemukan:
- Padmasana/Padmasari: Tempat memuja Ida Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Tri Purusha.
- Kemulan Rong Tiga: Tempat memuja manifestasi Ida Sang Hyang Widhi sebagai Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa).
- Sapta Petala: Tempat memuja Sang Hyang Pertiwi yang melambangkan tujuh lapisan bumi.
- Taksu: Tempat memuja Dewi Saraswati, dewi ilmu pengetahuan.
- Limascari dan Limascatu: Tempat memuja Ardanareswari, simbol Kesejajaran Purusa dan Pradana.
- Pangrurah: Tempat memuja Bhatara Kala, dewa pengatur kehidupan dan waktu.
- Manjangan Saluwang: Tempat penghormatan Pada Mpu Kuturan.
- Raja Dewata: Tempat memuja roh leluhur.
Demikianlah informasi mengenai sanggah dan merajan yang kerap Disorot berbeda Di Kelompok Bali. Semoga informasi ini dapat menjadi tambahan wawasan Untuk Anda Yang Terkait Bersama kebudayaan Hindu Hingga Bali.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Sanggah dan Merajan Hingga Bali: Apakah Berbeda?