Surabaya –
Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, Kelompok Jawa Memperoleh Kearifan Lokal unik yang disebut Megengan. Kearifan Lokal ini telah berlangsung turun-temurun sebagai bentuk penyambutan dan persiapan menyucikan diri Sebelumnya menjalani ibadah puasa.
Di praktiknya, Megengan identik Didalam kenduri atau selamatan yang dihadiri keluarga dan tetangga. Hidangan khas seperti apem menjadi sajian utama Sebab Memperoleh filosofi mendalam, yakni sebagai simbol permohonan ampunan atas Kesalahan Individu Sebelumnya memasuki bulan Ramadan.
Ke Di Itu, pembacaan doa bersama dan tahlilan Untuk mendoakan leluhur juga menjadi Pada penting Didalam ritual ini. Kearifan Lokal Megengan bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan Di Kelompok Jawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-usul dan Makna Megengan
Dilansir laman Kominfo Magetan, Kearifan Lokal ini merupakan syukuran dan persiapan spiritual yang dilakukan menjelang Ramadan. Tetapi, lebih Didalam sekadar Peristiwa selamatan, Megengan Memperoleh makna mendalam yang diwariskan secara turun-temurun.
Kata Megengan berasal Didalam bahasa Jawa yang berarti “menahan”, yang mencerminkan esensi utama Didalam bulan Ramadan, yaitu menahan hawa nafsu, lapar, dan dahaga. Kearifan Lokal ini diperkirakan sudah ada Sebelum masa Kerajaan Demak Di abad Ke-15, sebagai Pada Didalam penyebaran Islam yang dilakukan Wali Songo.
Megengan merupakan sarana introspeksi diri. Kearifan Lokal ini mengingatkan umat Islam Untuk bersiap secara spiritual dan mental Di menjalani ibadah puasa. Ke Di Itu, Megengan juga menjadi momen mempererat silaturahmi serta berbagi berkah kepada sesama.
Rangkaian Peristiwa Megengan
Megengan biasanya dilaksanakan Di hari terakhir bulan Syakban, tepat Sebelumnya memasuki 1 Ramadan. Kearifan Lokal ini berlangsung Ke berbagai Area Ke Jawa Didalam sedikit variasi, tetapi umumnya Memperoleh beberapa rangkaian Peristiwa utama sebagai berikut.
1. Nyekar Ke Makam Leluhur
Sebelumnya Megengan, Kelompok biasanya melakukan nyekar, yaitu berziarah Ke makam keluarga atau leluhur. Kegiatan ini meliputi doa bersama dan penaburan bunga sebagai tanda penghormatan serta pengingat Berencana kehidupan Sesudah mati.
2. Pembacaan Doa dan Tahlil
Megengan sering kali dipusatkan Ke masjid, musala, atau Tempattinggal warga. Peristiwa diawali Didalam pembacaan doa, tahlil, dan yasinan yang ditujukan Untuk para leluhur, serta memohon keberkahan Di menjalankan ibadah puasa.
3. Pembagian Nasi Berkat dan Kue Apem
Sesudah doa bersama, Kelompok membagikan nasi berkat, yaitu Konsumsi yang telah didoakan, yang Sesudah Itu dibagikan kepada para tetangga atau jemaah yang hadir. Ke Di Itu, kue apem juga menjadi Pada penting Di Megengan.
4. Arak-arakan atau Kearifan Lokal Khusus
Ke beberapa Area, Megengan dilakukan Didalam cara yang lebih meriah, seperti Melakukan kirab Kearifan Lokal Global, pawai obor, atau kegiatan lainnya yang melibatkan Kelompok luas. Kearifan Lokal ini mempererat silaturahmi dan menambah semarak Di menyambut Ramadan.
Makna Simbolis Megengan
Megengan bukan sekadar perayaan menjelang Ramadan, tetapi juga Memperoleh makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan Kearifan Lokal Global Jawa. Berikut beberapa makna simbolis yang terkandung Di Kearifan Lokal ini.
1. Permohonan Maaf dan Kesucian Hati
Kue apem yang selalu ada Di Megengan berasal Didalam kata afwun Di bahasa Arab, yang berarti “maaf”. Ini melambangkan permohonan maaf kepada sesama Sebelumnya memasuki bulan Ramadan yang penuh Didalam ampunan.
2. Rasa Syukur dan Saling Berbagi
Salah satu nilai utama Di Kearifan Lokal Megengan adalah rasa syukur dan kepedulian sosial. Pembagian nasi berkat atau Konsumsi kepada tetangga dan orang-orang Disekitar menjadi simbol Didalam rasa syukur atas limpahan rezeki yang diberikan Tuhan.
3. Media Dakwah dan Silaturahmi
Megengan menjadi cara efektif Di menyebarkan ajaran Islam Melewati Kearifan Lokal yang telah membudaya Ke Kelompok. Ke Di Itu, momen ini juga mempererat hubungan antaranggota Kelompok Melewati kegiatan bersama.
4. Persiapan Spiritual Menyambut Ramadan
Megengan mengajarkan pentingnya menyucikan hati Sebelumnya menjalankan ibadah puasa. Melewati doa bersama, tahlilan, dan permohonan maaf, Kelompok Jawa diajak Untuk merenungi diri dan memperbaiki hubungan Didalam sesama Sebelumnya memasuki bulan penuh berkah.
5. Melestarikan Kearifan Lokal Leluhur
Sebagai warisan Kearifan Lokal Global Jawa, Megengan mencerminkan akulturasi Islam Didalam Kearifan Lokal lokal. Ritual-ritual Di Megengan Menunjukkan bagaimana Islam diterima dan dipraktikkan Didalam cara yang selaras Didalam Kearifan Lokal Global Kelompok Jawa tanpa menghilangkan esensi ajaran agama.
Kearifan Lokal Megengan adalah bentuk akulturasi Kearifan Lokal Global Jawa dan Islam yang tetap lestari hingga kini. Tidak hanya sebagai Kearifan Lokal penyambutan Ramadan, Megengan Memperoleh nilai religius, sosial, dan Kearifan Lokal Global yang kuat. Kelompok diingatkan Untuk menyucikan hati, mempererat silaturahmi, serta menyambut Ramadan Didalam penuh rasa syukur.
Didalam tetap menjaga Kearifan Lokal seperti Megengan, maka tidak hanya melestarikan Kearifan Lokal Global leluhur, tetapi memperkuat nilai-nilai keislaman Di kehidupan sehari-hari. Selamat menyambut Ramadan, semoga diberikan keberkahan dan kelancaran Di beribadah.
(ihc/irb)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Apa Itu Megengan? Kearifan Lokal Menyambut Ramadan Ke Jawa