Ciamis –
Tempattinggal Naskah Nusantara Kabupaten Ciamis terus Berusaha Sebagai menjaga kelestarian manuskrip kuno. Bukan hanya menjaga, Akan Tetapi juga mampu membaca naskah kuno. Salah satu upayanya Bersama Menyediakan pelatihan transliterasi naskah Pegon. Tujuannya menumbuhkan generasi yang mahir membaca naskah beraksara Pegon.
Pelatihan transliterasi ini diikuti Dari 60 peserta yang merupakan pelajar, mahasiswa, santri dan umum yang berasal Di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut hingga Sukabumi. Kegiatan tersebut dilaksanakan Di Sakola Motekar, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Pada dua hari.
Ketua Tempattinggal Naskah Nusantara Kang Gun Gun menjelaskan Aksara Pegon tentunya sesuatu yang tidak Asing Di Nusantara, apalagi Di pesantren-pesantren salaf. Pegon sendiri berasal Di bahasa Jawa pego, yang berarti menyimpang atau serong (Sebab menyimpang Di literatur Arab maupun Jawa). Disebut juga sebagai aksara gondhil atau gundhul yang berarti tidak berharokat. Kalangan pesantren sering menyebutnya Arab Pegon, sedangkan Di kalangan lebih luas disebut Arab Melayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Huruf Arab Pegon merupakan huruf Arab yang telah Merasakan transliterasi dan diberi tanda tertentu, yang digunakan Di pesantren Sebagai memaknai kitab kuning Bersama metode bandongan. Guru membaca dan murid menulis.
Gun Gun menjelaskan, kegiatan Pelatihan Transliterasi Naskah ini adalah salah satu kegiatan Di Langkah Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan Tahun 2025 Kategori Dukungan Institusional Untuk Ketahanan Organisasi Kebudayaan Yayasan Tempattinggal Naskah Nusantara.
Alasan Tempattinggal Naskah melaksanakan kegiatan transliterasi (alih aksara) Bersama naskah yang beraksara pegon, Sebab sebagian besar naskah yang ditemukan Di Daerah Ciamis, maupun Di Jawa Barat adalah naskah yang beraksara Pegon.
“Tujuannya Sebagai mengenalkan naskah atau manuskrip kepada Komunitas khususnya generasi muda. Menumbuhkan generasi yang mahir Di membaca naskah beraksara Pegon,” ujarnya, Senin (19/5/2025).
Kang Gun Gun mengatakan, Tempattinggal Naskah Nusantara membuka pintu Untuk siapa saja yang mempunyai koleksi naskah atau manuskrip Sebagai diselamatkan. Setelahnya Itu bisa dimanfaatkan Sebagai kemajuan ilmu pengetahuan khususnya Sebagai pemajuan kebudayaan Indonesia.
Di kegiatan ini, naskah kuno yang dijadikan objek Sebagai transliterasi atau alih aksara kali ini adalah Naskah Sunda yang berjudul Wawacan Ratu Barjah, yang ditemukan Di Lokasi Kawali, Ciamis.
Para peserta Menyambut penjelasan materi mengenai naskah aksara pegon Di para ahli dan akademisi. Di Di Itu para peserta juga melaksanakan praktek alih aksara, yang Sebelumnya para peserta diberi pengetahuan dasar tentang Aksara Pegon.
Beberapa peserta nampak Merasakan kesulitan Di melakukan transliterasi, Sebab tulisan yang mereka alih aksara berbeda Bersama tulisan Pegon yang sering mereka lihat Di naskah-naskah cetak. Akan Tetapi ada juga yang sudah fasih membaca aksara Pegon, apalagi yang berasal Di pondok pesantren.
Sambil Itu, Ketua Forum Pondok Pesantren Ciamis Gus Latif mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat, dan berharap dapat diselenggarakan secara berkesinambungan.
“Menggandeng berbagai pihak, khususnya Di pondok-pondok pesantren Sebagai menghidupkan kembali Kearifan Lokal dan Kearifan Lokal Global yang berakar Di aksara Pegon yang dulunya berawal Di proses penyebaran agama Islam Dari Wali Songo Di pulau Jawa, yang akhirnya menyebar Hingga pelosok Nusantara,” katanya.
(iqk/iqk)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Asa Menghidupkan Lagi Kearifan Lokal Literasi Pegon Di Tanah Priangan