Sukabumi –
Badan Kajian dan Perkembangan (BRIN) melakukan Studi Pada benda-benda koleksi Hingga Museum Prabu Siliwangi, Kota Sukabumi. Jumlah benda yang diteliti sebanyak 187 mulai Bersama batuan, keramik, logam, hingga kujang peninggalan zaman Pajajaran.
Triwurjani selaku Peneliti Ahli Madya BRIN mengatakan, koleksi kujang yang tersimpan Hingga Museum Prabu Siliwangi jumlahnya cukup banyak. Menurutnya, Bersama hasil Studi Sambil Itu ditemukan Cara pembuatan kujang Hingga zaman dahulu berbeda-beda sesuai Bersama bahan materialnya.
“Nah, Sesudah saya ambil sampel saja ini luar biasa sekali. Temuan Hingga sini kita bisa belajar mengenai hal kujang saja itu ternyata ada yang dibuat Bersama cara ditempa, ada juga yang campuran Antara besi Bersama campuran tembaga, juga ada yang dicor,” kata Tri Hingga Kota Sukabumi, Jumat (29/11/2024).
“Hingga situ membuktikan bahwa kujang itu selain sebagai alat senjata juga sebagai simbol Sebab itu kan tebal. Kita bisa belajar berbagai macam, bagaimana empu (pembuat) Hingga sini menciptakan berbagai macam peralatan itu. Sebagai nilai Kearifan Lokal Global kita menghargai para leluhur,” sambungnya.
Ada 17 kujang yang diteliti. Dia mengatakan, kujang-kujang tersebut diperkirakan dibuat Di abad 15 sampai 16 Masehi. Koleksi kujang Hingga museum itu disebut merupakan peninggalan era Padjadjaran.
“Kalau soal usia memang kujang itu kan berada Hingga era paleometalik Hingga abad 15-16. Nah tapi itu ternyata logam-logam yang ada Hingga situ juga ada Bersama masa memang prasejarah akhir,” kata dia.
Bentuk-bentuk kujang yang diteliti serupa Bersama prasasti batu kujang berjumlah 130. Prasasti itu pun sudah Bersama jauh-jauh hari diteliti Bersama BRIN.
“Rasanya semua prototipe itu ada terwakili semua. Bersama Sebab Itu kalau cetakannya ada 130 macam kujang itu Bisa Jadi bisa dilihat cuma Bisa Jadi belum kuat satu-satu,” ucapnya.
Peneliti BRIN Pada Uji Laboratorium, Rath Kautsar Firdaus menambahkan, Sesudah dicek menggunakan alat laboratorium XRF, kujang-kujang koleksi Museum Prabu Siliwangi rata-rata Memperoleh unsur besi hingga 95 persen.
“Nah Sebagai yang sudah diperiksa ada bermacam-macam Sebagai logam salah satunya tadi yang sudah disebutkan yaitu kujang. Bersama Sebab Itu Di Umumnya Sebagai kujang itu sendiri yang sudah diperiksa itu terdiri Bersama komponen besi itu hampir 95 persen unsur besi,” kata Raka, sapaan akrabnya.
“Bersama Sebab Itu bisa dilihat bahwa Di zaman dulu Sebagai pembuatannya itu tidak main-main, Bersama Sebab Itu Lebihterus banyak unsur besinya kan Bersama Sebab Itu lebih bagus. Tergantung sama penambahan unsur-unsur lain yaitu ada juga yang fungsinya tergantung Sebagai komposisi yang lain ada penambahan salah satunya Konsisten karat,” jelasnya.
Studi BRIN Hingga Museum Prabu Siliwangi Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
|
Keunikan kujang yang ada Hingga Museum Prabu Siliwangi menurutnya cukup beragam. Salah satunya ada kujang yang terbuat Bersama bahan besi dan kuningan.
“Bersama Sebab Itu ada Kujang Naga Emas Bersama Sebab Itu itu Sebagai Pada bilahnya terdiri Bersama besi, sedangkan Sebagai gagangnya dia sudah terbuat Bersama kuningan atau emas. Juga ada yang terlapisi Bersama aluminium Bersama Sebab Itu bisa dilihat bahwa Sebagai Merasakan tampilan yang lebih mengkilap ada tambahan aluminium,” katanya.
Hasil Bersama Studi Bersama BRIN ini nantinya Berencana dibuat laporannya Untuk bentuk Bacaan. Sesudah Itu, benda-benda koleksi Museum Prabu Siliwangi yang sudah diteliti Bersama BRIN Berencana diberi tanda khusus.
Pendiri Museum Prabu Siliwangi KH Fajar Laksana menambahkan, Studi yang dilakukan Bersama BRIN Hingga Museum Prabu Siliwangi ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, mereka melakukan Studi tentang Nilai Mata Uang zaman dulu, naskah dan Produk peninggalan Belanda.
“Studi ketiga ini kepada logam besi dan keramik Sebab keramik belum selesai ini masih banyak,” kata Fajar.
Dia menjelaskan, Studi benda-benda koleksi Hingga Museum Prabu Siliwangi perlu dilakukan Sebab museum menjadi salah satu sarana Pembelajaran Untuk Kelompok.
“Kita ini Berencana menjadi pusat Pembelajaran buat anak-anak siswa, maka kita undang BRIN. Itu foto-foto buktinya ada dan diserahkan Sebagai diteliti. Kenapa harus diteliti? Sebab kita bukan pakarnya saya hanya praktisi yang mencintai Sebagai melakukan penyelamatan benda-benda,” ujarnya.
“Sesudah saya lakukan penyelamatan semua maka tidak bisa bernilai Pembelajaran kalau tidak ada peneliti Sebab jangan sampai salah menginformasikan maka hari ini sudah ketiga kali Studi,” tutupnya.
(orb/orb)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: BRIN Teliti Keramik hingga Kujang Hingga Museum Prabu Siliwangi Sukabumi