Suasana Hingga sebuah pulau Bersama rimbun pepohonan dan dikelilingi danau nampak Tenteram. Semilir angin berhembus, suara kicauan burung yang saling bersahutan membuat siapapun nyaman Di berkunjung Hingga pulau itu.
Pulau itu merupakan salah satu tempat bersejarah yang ada Hingga kawasan Wisata Situ Cangkuang, Kabupaten Garut. Sebagai sampai Hingga pulau tersebut, kita harus menaiki rakit bambu yang menjadi moda transportasi utama Sebagai berkunjung Hingga pulau itu.
Tidak perlu khawatir, rakit bambu Hingga Situ Cangkuang sudah tidak diragukan Bersama keamanannya, ukurannya cukup besar dan bisa digunakan 15-20 penumpang. Sebagai sampai Hingga pulau itu, kita hanya membutuhkan waktu tempuh Disekitar 10 menit.
Sekedar informasi, Sebagai masuk Hingga kawasan wisata ini kita harus membeli tiket terlebih dahulu. Harga tiket Sebagai wisatawan domestik, Rp10 ribu Sebagai dewasa dan Rp5 ribu Sebagai anak Hingga hari biasa, lalu Rp15 ribu Sebagai dewasa dan Rp7 ribu Sebagai anak Hingga hari libur. Tiket rakit terpisah, Rp10 ribu, sudah termasuk pulang pergi.
Rakit bambu digunakan warga Sebagai Ke kawasan Candi Cangkuang Foto: Wisma Putra/detikJabar
|
Sesampainya Hingga pulau itu, kita harus mengitari jalan dan disuguhkan Bersama banyak kios Dari-Dari khas Garut, salah satunya Dari-Dari khas Situ Cangkuang yakni replika rakit bambu.
Kurang Bersama 5 menit, kita Akansegera menemukan gapura Kampung Adat Pulo. Kampung adat ini menjadi peninggalan bersejarah yang ada Hingga pulau ini. Sebab sejarahnya, kampung adat tak luput Bersama perhatian banyak orang salah satunya yang dilakukan rombongan mahasiswa Langkah Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad).
Salah satunya, Nanda Narul Farodiyah, dia datang bersama 25 mahasiswa lainnya dan didampingi seorang dosen. Sesampainya Hingga kampung adat tersebut, Narul bersama teman-teman lainnya langsung melihat Rumah adat Bersama Didekat dan bertegur sapa Bersama warga adat Hingga sana.
Tidak lama Bersama itu, rombongan mahasiswa ini langsung menaiki anak tangga Ke Candi Cangkuang. Sebelumnya mengeksplorasi Candi Cangkuang, Narul dan mahasiswa lainnya terlebih dahulu berjumpa Bersama Ketua Komunitas Kelompok Kampung Pulo Zaki Munawar. Para mahasiswa ini dipersilakan duduk lesehan Hingga teras Museum Candi Cangkuang.
Sebab kedatangan mahasiswa ini Sebagai melakukan Studi Hingga Kampung Adat Pulo, mahasiswa ini berkesempatan berbincang dan melakukan tanya jawab Bersama Zaki Munawar. Samping Itu, para mahasiswa ini sudah dibekali masing-masing Permasalahan yang berkaitan Bersama mata kuliahnya yakni Komunikasi Multikulturalisme Hingga Kampung Adat Pulo. Satu jam melakukan tanya jawab, para mahasiswa ini langsung mengeksplorasi kawasan Candi Cangkuang.
Ada yang berkunjung Hingga Museum Candi Cangkuang, berkunjung Hingga Candi Cangkuang dan Makam penyebar Islam Hingga Cangkuang yakni Arif Muhammad. Tak lupa, para mahasiswa ini juga mendokumentasikan kegiatan mereka Hingga kawasan Candi Cangkuang.
“Kita kegiatan Berkunjung Hingga Kampung Adat Pulo, kita diceritakan sejarahnya dan masuknya ajaran Hindu dan Islam Hingga sini,” kata Narul.
Narul juga menjadi tahu, jika Hingga Kampung Adat Pulo hanya ada enam kepala keluarga, tidak boleh menambah dan tidak boleh kurang.
“Kita bisa lihat Hingga sini hanya ada enam Rumah dan total warganya hanya ada 20 orang,” ujarnya.
Narul menilai, kunjungan Hingga Kampung Adat Pulo penting dilakukan Untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, agar mereka tidak lupa Bersama sejarah yang pernah terjadi Hingga Indonesia dan tetap menjaga peninggalan sejarahnya.
“Perlu, Sebab ini warisan Kekayaan Budaya Dunia Hingga Indonesia, kita bisa lihat Hingga sini Kelompok adem ayem,” tambahnya.
Penampakan Candi Cangkuang Foto: Wisma Putra/detikJabar
|
Di Di Yang Sama, Dosen Komunikasi Multikulturalisme Dr. Evi Novianti mengatakan, banyak ilmu pengetahuan khususnya Di konteks multikulturalisme yang didapat mahasiswanya Sesudah berkunjung Hingga Kampung Adat Pulo.
“Kunjungan Hingga sini, biar mahasiswa lebih Didekat dan kenal Bersama peninggalan yang ada Hingga kampung adat ini. Mereka dapat banyak pelajaran, salah satunya ketika datang kesini kita harus bersih, kita disambut 7 mata air. Itu menandakan kita harus bersih, tidak berpikiran aneh-aneh, tidak boleh mengucapkan sesuatu yang dilarang,” kata Evi.
“Sesudah Itu begitu masuk Hingga lokasi kita bertemu Bersama Pak Zaki dan menjelaskan Candi Cangkuang ini merupakan warisan leluhur dan ada satu Tokoh yaitu Arif Muhammad, adalah penyebar agama Islam Hingga Kabupaten Garut. Berguna banget, selain mengenal nilai Kekayaan Budaya Dunia Kebiasaan Lokasi, kita harus mengenal sesuatu yang harus kita nikmati dan kita syukuri,” tambah Evi.
Simak Video “Berbelanja Hingga Pasar Kodok Tradisional, Bali“
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Cara Mahasiswa Unpad Selami Multikulturalisme Hingga Kampung Adat Pulo