Terdapat beberapa rerainan atau hari suci Hindu Di November 2025 berdasarkan perhitungan kalender Bali. Hari raya Hindu Di November kali ini didominasi Di upacara besar.
Salah satu hari raya Hindu Di November 2024 adalah Galungan dan Kuningan. Galungan dan Kuningan secara filosofis melambangkan Kemenangannya dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan) dan pemujaan kepada leluhur (pitara).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Galungan dan Kuningan, masih ada hari suci Hindu lain Di November 2025. Berikut daftarnya.
Rahinan Sasih Kalima dan Purnama/Tilem
- 4 November, Anggar Kasih Julungwangi
Ini salah satu rerahinan atau hari suci yang dilaksanakan setiap 210 hari. Kelompok Hindu Bali memaknai ini sebagai momen introspeksi dan penyucian diri (nyomia) secara spiritual. Umat memohon agar Sang Hyang Widhi Wasa, Untuk manifestasi-Nya sebagai Ratu Pangeran/Hyang Guru, melimpahkan anugerah Sebagai menetralisasi atau membersihkan pengaruh buruk Untuk diri (Bhuana Alit) dan lingkungan (Bhuana Agung). - 5 November, Purnama Kalima
Purnama Kalima jatuh Di bulan (sasih) kelima Untuk kalender Bali, hari suci Di bulan berada Untuk posisi penuh (full moon). Maknanya adalah waktu terbaik Sebagai memuja Sang Hyang Chandra (dewa bulan) dan manifestasi Tuhan lainnya Sebagai memohon anugerah kesuburan, kesempurnaan, dan kemakmuran (kerahayuan). Energi alam semesta Dikatakan berada Di puncak kebaikan dan penuh cahaya suci. - 20 November, Tilem Kalima
Terbalik Di purnama, tilem kalima adalah hari suci Di bulan mati (new moon) Di bulan kelima (sasih kalima) sesuai kalender Bali. Maknanya adalah waktu Sebagai memuja Sang Hyang Surya (dewa matahari) dan Sang Hyang Siwa sebagai pelebur Sebagai memohon penyucian diri dan alam semesta. Ini adalah momen baik melakukan tapa brata atau pengendalian diri, memohon agar hal negatif/kekotoran dilebur dan disucikan. - 14 November, Kajeng Keliwon Uwudan
Hari suci yang jatuh Sesudah Purnama (Uwudan) Di pertemuan Triwara Kajeng Di Pancawara Keliwon. Maknanya adalah waktu Sebagai mempersembahkan bakti kepada kekuatan spiritual yang menjaga Kesejaganan alam. Hari ini sering dikaitkan Di pembersihan skala kecil dan penghormatan kepada kekuatan Bhuta atau unsur-unsur alam agar tidak mengganggu kedamaian. - 29 November, Kajeng Keliwon Enyitan
Hari suci ini jatuh Sesudah Tilem (Enyitan). Maknanya mirip Di Kajeng Keliwon Uwudan, yaitu momen Sebagai memohon perlindungan dan Kesejaganan spiritual. Secara rutin, umat menghaturkan segehan (sesaji kecil) Di halaman Rumah Sebagai menyeimbangkan energi negatif.
Rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan
Beberapa rangkaian perayaan biasanya Akansegera dilaksanakan umat Hindu Bali Pada beberapa hari. Fokus perayaan melambangkan Kemenangannya dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan).
- 13 November, Sugihan Jawa
Di rerahinan ini, umat Akansegera melakukan prosesi pembersihan secara lahiriah Di pura-pura dan tempat suci. Kata Jawa Di sini mengacu Di “luar” atau alam semesta, menandai persiapan awal Galungan Di pembersihan skala besar. Maknanya adalah Penyucian Bhuana Agung (alam semesta). - 14 November, Sugihan Bali
Makna Untuk perayaan ini adalah simbolik Untuk penyucian Bhuana Alit atau digambarkan sebagai diri sendiri. Umat Hindu Akansegera melakukan penyucian diri itu secara internal seperti mandi, keramas, dan melukat, serta pengendalian diri. Kata Bali Di sini mengacu Di “Untuk” atau diri sendiri, fokus Di pembersihan spiritual diri. - 16 November, Hari Penyekeban
Maknanya adalah pengendalian diri dan hawa nafsu. Secara filosofis, hari ini adalah simbolisasi umat Sebagai menyekeb (mengendalikan) segala hawa nafsu dan sifat buruk (Sad Ripu) agar tidak merusak kemuliaan Galungan. Hal ini dilambangkan juga Di prosesi ‘memeram’ buah. - 17 November, Penyajaan Galungan
Maknanya adalah pemantapan niat dan persiapan jajan. Hari ini digunakan Sebagai memantapkan niat dan keyakinan Akansegera Kemenangannya Dharma yang Akansegera dirayakan. Secara fisik, umat membuat jajanan khas Bali sebagai Dibagian penting Untuk sesajen. - 18 November, Penampahan Galungan
Di Penampahan inilah, warga Bali Menyusun penjor hingga sibuk mebat seperti membuat lawar yang umum terlihat jelang Galungan. Umat menyembelih hewan kurban, atau mebat/nempa yang maknanya adalah mengorbankan sifat kebinatangan Untuk diri. Maknanya adalah perjuangan awal melawan Adharma. Di rahinan ini, umat mengikuti simbolisasi Untuk Tanding terakhir melawan sifat-sifat buruk Untuk diri yang merujuk Di sifat butha kala. - 19 November, Hari Raya Galungan
Maknanya adalah puncak Kemenangannya Dharma. Umat merayakan kembalinya roh-roh leluhur (Dewa Pitara) Di Rumah dan Kemenangannya Dharma melawan Adharma. Umat melakukan persembahyangan Di Rumah dan pura-pura sebagai wujud syukur atas anugerah dan perlindungan yang telah dilimpahkan. - 20 November, Umanis Galungan
Maknanya adalah silaturahmi dan refleksi diri atas Kemenangannya. Sehari Sesudah Galungan, waktunya Sebagai bersilaturahmi, Melakukan Kunjungan Di keluarga dan kerabat. Ini adalah momen Sebagai menikmati hasil Kemenangannya Dharma dan berbagi Kejiwaan. - 22 November, Pemaridan Guru
Maknanya adalah kembalinya guru sebagai dewa Di Swarga. Secara simbolis, para dewa dan manifestasi Tuhan yang turun Di bumi Di Galungan diyakini kembali Di tempat sucinya (Swarga Loka). Umat melakukan persembahyangan sebagai ucapan terima kasih atas anugerah yang dilimpahkan Pada perayaan. - 23 November, Ulihan
Maknanya adalah kembalinya leluhur Di Swarga. Ada upacara simbolis kembalinya roh-roh leluhur (Pitara) Di tempat sucinya. Umat memohon agar para leluhur Memperoleh tempat yang layak Di sisi-Nya. - 24 November, Pemacekan Agung
Maknanya adalah puncak penjagaan keselamatan dan Kesejaganan. Hari persembahan Sebagai memohon keselamatan dan perlindungan kepada Sang Hyang Widhi Wasa, terutama Untuk manifestasi-Nya sebagai Bhatara Siwa, memohon agar anugerah Kemenangannya Dharma tetap terjaga Untuk gangguan. - 26 November, Buda Paing Kuningan
Maknanya adalah persiapan akhir menjelang Kuningan. Hari suci ini adalah waktu Sebagai melakukan pembersihan dan persiapan akhir segala perlengkapan upacara Kuningan, memastikan semua banten (sesajen) telah siap. - 28 November, Penampahan Kuningan
Maknanya adalah persiapan penuh upacara Di Kuningan. Sehari Sebelumnya Kuningan, umat fokus Di persiapan sesajen, terutama yang menggunakan janur kuning/kunyit sebagai simbol kemakmuran. Ini adalah hari terakhir persiapan Sebelumnya puncak Kuningan. - 29 November, Hari Raya Kuningan
Maknanya adalah penutup rangkaian Galungan dan pemujaan pitara. Puncak perayaan yang menandai sepuluh hari Sesudah Galungan. Makna utamanya adalah pemujaan dan penghormatan kepada roh-roh leluhur (Pitara) yang telah Memberi perlindungan dan anugerah.Persembahyangan wajib dilakukan Sebelumnya Ditengah hari (jam 12 siang), Sebab dipercaya Sesudah waktu tersebut, para dewa dan leluhur kembali Di Swarga Loka, menandakan bahwa anugerah telah diterima.
Halaman 2 Untuk 2
Simak Video “Video: Rumah Kontrakan Terbakar Di Jaksel, 19 Kendaraan Pribadi Damkar Dikerahkan“
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Daftar Hari Suci Hindu Di November 2025, Ada Galungan dan Kuningan









