Probolinggo –
Berbeda Bersama pemerintah, jemaah Alif Rabo Wage (Aboge) Di Probolinggo merayakan lebaran Di Selasa (1/4/2025). Perayaan Idul Fitri yang jatuh Di hari itu sudah sesuai Bersama perhitungan berdasarkan kitab Aboge yakni Mujarobat.
Meski berbeda tanggal lebaran, Tetapi sudah puluhan tahun jemaah Aboge Di Dusun Krajan, Desa Leces, Probolinggo hidup saling hormat mengormati dan hidup secara harmonis Bersama yang lain.
Uniknya, baik Hari Raya Idul Adha maupun Hari Raya Idul Fitri, jemaah membawa Konsumsi dan tumpeng Di salat Id. Dan selesai salat Id, barulah Konsumsi dan tumpeng tersebut dimakan bersama-sama.
Konsumsi yang dibawa juga adalah menu Konsumsi khas lebaran seperti opor ayam, masak bumbu merah dan ketupat.
“Sudah puluhan tahun, Justru kemungkinan Bersama leluhur, Di Dusun Krajan, Desa Leces ini, Ditengah jemaah Aboge Bersama Ormas keagamaan lainnya hidup rukun dan saling menghormati, dan Sebagai menu Konsumsi lebaran dan kebiasaan lainnya, Ditengah Aboge Bersama Islam lainnya sama tidak ada perbedaan, yang beda hanya penentuan tanggal dan hari kebesaran keagamaan” ujar salah satu jemaah Aboge, Solihin, kepada detikJatim, Minggu (30/3/2025).
Jemaah Abgen lain, Suminah (59), mengatakan penganut keyakinan Islam Aboge hidup bermasyarakat berbaur Bersama tetangga dan keluarga yang ikut ormas keagamaan lainnya. Kadang mereka bertakbir bersama meski beda tanggal lebaran.
“Hidup rukun jemaah Aboge berbaur Bersama tetangga dan keluarga yang ikut NU dan Muhammadiyah, Di takbir kita selalu bergantian meramaikan kumandang takbir Di masjid dan musala, Justru ada undangan pengajian kita selalu hadir dan Sebagai Gantinya tetangga lainnya kalau diundang pengajian Dari jamaah Aboge ya mereka datang, pokok saling menghornati dan tentram” jelas Suminah.
Kiai Buri Bariyah, Tokoh agama jamaah Aboge mengatakan sudah ada kitab Mujarobah atau kitab Jawa kuno yang menjadi perhitungan jemaah Aboge. Dan lebaran jemaah Aboge tidak pernah ada masalah Lantaran semua salat serta rakaat dan doa tidak ada perbedaan Bersama Islam lainnya. Hanya hitungan penetapan hari keagamaan saja yang selalu berbeda.
Dan Kiai Buri Bariyah meminta maaf Ke umat Islam lainnya, baik NU dan Muhamadiyah, Lantaran selalu berbeda merayakan lebaran Lantaran perhitungannya sudah turun temurun Bersama nenek moyangn. Dan jamaah Aboge, ditegaskan Kiai Bariyah, selalu puasa genap 30 hari.
“Semua Di seluruh Indonesia jemaah Aboge, punya hitungan sendiri Bersama pedoman kitab Mujarobat. Dari Sebab Itu penetapan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha selalu berbeda Bersama yang ditetapkan Dari pemerintah. Kadang kita belakangan, kadang mendahului lebarannya, dan kami meminta maaf Ke pemerintah dan ormas keagamaan lainnya, jika selalu berbeda, Lantaran kita sudah turun temurun menghitung Bersama penerapan Jawa, dan jemaah Aboge puasa selalu genap 30 hari” kata Kiai Bariyah..
Dan Sebagai hitungan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah atau tahun 2025, jatuh Di hari Selasa Pon tanggal 1 April 2025. Tahun ini 1 Suro/ 1 Muharam bertepatan Bersama tahun Je/Za (Je/Za Sahing atau Selasa Pahing). Supaya Idul Fitri Bersama patokan Waljiro (Syawal – Siji-Loro) jatuh Di hari Ke-1 dan hari Ke-2: Selasa Pon, 1 April 2025.
“Harapan jemaah Aboge, semoga diberi keselamatan dan dijauhkan Bersama cobaan Dari Allah SWT, agar kita bisa ketemu lagi Di bulan Ramadan tahun berikutnya, Amin YRA,” tandas Kiai Bariyah.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Jemaah Aboge Probolinggo Lebaran Selasa 1 April 2025