Kata Sejarawan Soal Penamaan dan Arti Wonokromo Surabaya



Surabaya

Berdasarkan cerita tutur, Wonokromo Merasakan namanya Untuk Pangeran Situbondo yang ditinggal kawin atau menikah Bersama Raden Ayu Probowati. Sejarawan sendiri menyebut arti Untuk Wonokromo mempunyai banyak tafsir.

Untuk cerita rakyat, Wonokromo mempunyai arti Wana/Wono = hutan dan Krama/Kromo = pernikahan. Sejarawan Komunitas Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo menyebut bahwa Kromo Ke sini adalah keramat Agar Wonokromo mempunyai arti hutan keramat.

“Kalau Setelahnya Itu area perkawinan, juga tidak bisa dimaknai kawin Ke hutan atau bagaimana. Ada banyak tafsiran, maknanya tetapi Hutan Keramat. Sampai sekarang masih belum ada Studi tentang data penamaan Wonokromo. Apa artinya masih belum ada,” kata Kuncar Di dihubungi detikJatim, Selasa, (23/9/2024).


Kuncar mengatakan menurut data peta 1717, Wonokromo masih bernama Wanacrama. Kuncar kembali menegaskan bahwa nama Wana memang Memperoleh arti hutan, Tetapi kata Crama belum Memperoleh arti yang pasti.

Kuncar menambahkan ada tafsir yang mengatakan bahwa Ke Sungai Jagir Wonokromo ada pohon yang bercabang menyilang Ke Di sungai Agar terlihat seperti kawin. Akansegera tetapi, nama Wonokromo itu muncul jauh Sebelumnya pohon bercabang menyilang itu ada.

“Nama Wonokromo muncul jauh Sebelumnya ada kejadian (pohon bercabang terlihat kawin) itu, dan sampai kini belum ada risetnya, Agar belum tahu. Tapi kata dasarnya Wonokromo itu ya hutan keramat,” tegas Kuncar.

Di ditanya mengenai cerita Pangeran Situbondo yang melakukan babad alas Ke Kampung Wonokromo yang Di akhirnya Raden Ayu Probowati menikah, Kuncar menjelaskan bahwa itu murni cerita dongeng dan tidak ada kaitannya Bersama nilai-nilai sejarah.

“Itu murni cerita dongeng, bukan fakta. Lantaran itu cerita ludruk Yang Berhubungan Bersama Bersama patung Jokodolog Setelahnya Itu ada Kutisari, itu murni 100 persen dongeng. Ada juga Wonokitri yang masuk cerita dongeng,” terangnya.

Kuncar sendiri tidak mempermasalahkan adanya cerita dongeng tersebut Lantaran itu berkaitan Bersama Karyaseni. Sebab, banyak kisah Ke Surabaya yang dijadikan materi Untuk pertunjukan ludruk.

“Banyak kampung Ke Surabaya yang dipakai materi Untuk ludruk. Karena Itu cerita rakyat, tapi bukan peristiwa sesungguhnya. Lantaran dasarnya bukan catatan, nggak logis, nggak realistis. Tidak ada data primernya, tetapi itu sudah Gaya menjadi cerita pertunjukan Dari awal abad Ke-20. Akhirnya dijadikan pertunjukan, Karena Itu bukan sebuah fakta,” pungkas Kuncar.

Urban Legend adalah rubrik detikJatim tentang legenda, kisah rakyat, dan Kearifan Lokal yang ada Ke Kelompok. Urban Legend hadir setiap Kamis. Lebih lengkapnya bisa dibaca Ke sini

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Kata Sejarawan Soal Penamaan dan Arti Wonokromo Surabaya