Denpasar –
Sebagian Komunitas Hingga Nusantara masih menerapkan sistem kepercayaan yang diwariskan Didalam leluhur mereka secara turun temurun. Salah satunya Suku Lamaholot yang mendiami Daerah Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya masuknya agama-agama besar, Komunitas Lamaholot telah Memperoleh kepercayaan asli yang disebut Koda Kirin. Ajaran tersebut mengatur hubungan Di manusia Didalam Yang Ilahi, alam, dan sesama.
Kepercayaan Koda Kirin menjadi pedoman hidup Untuk Komunitas Lamaholot. Ajaran ini mengajarkan mereka Untuk menghormati Sang Pencipta serta menjaga Kesejaganan Di langit, bumi, dan seluruh ciptaan.
Terdapat berbagai ungkapan yang digunakan Komunitas Lamaholot Untuk menyapa Tuhan atau Ilahi. Ini mencerminkan cara pandang Komunitas Lamaholot Pada makna kehidupan dan kekuatan tertinggi.
Mengenal Koda Kirin
Dikutip Didalam Literatur berjudul Agama Koda karya Tokan (2023), Sebelumnya agama samawi masuk Hingga tanah Lamaholot, ata Lamaholot sudah percaya Berencana Ekan Amun atau Alapet Rera Wulan Tana Ekan (ARWTE). Ini merupakan sebuah kepercayaan yang menganggap bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar dan berada Hingga luar diri manusia.
Keyakinan ini Mendorong ata Lamaholot Untuk selalu menghormati dan menjunjung tinggi Sang Pencipta Melewati doa, tutur kata, tindakan, dan berbagai ritual sebagai bentuk sujud syukur dan penghormatan.
Kepercayaan ini bersumber Didalam ajaran leluhur yang disebut Koda Kirin Kaka Ama Genan atau sabda suci yang diwariskan Untuk ditaati. Koda Kirin merupakan sistem keyakinan yang menuntun kehidupan Komunitas Lamaholot Di hubungan Didalam Yang Ilahi, sesama manusia, dan alam semesta.
Agama Koda berisi tuntunan tentang cara melakukan sujud sembah kepada Yang Ilahi, menyatu Didalam tanah leluhur, menghormati para leluhur, serta menjaga Kesejaganan Didalam alam. Nilai-nilai ini menjadi pedoman moral dan spiritual yang menuntun manusia Lamaholot Untuk hidup Di satu kesatuan Didalam seluruh ciptaan.
Di pandangan Lamaholot, Yang Ilahi bersemayam Hingga balik langit, Hingga Di bumi, dan hadir Di setiap ruang kosong. Didalam yang terbesar hingga yang terkecil Hingga Di makhluk hidup maupun yang terbesar Hingga semesta raya. Didalam Cara Itu, secara tidak langsung Koda Kirin merupakan Dibagian Didalam Ekan Amun.
Seiring Didalam masuknya pengaruh luar, kepercayaan asli Lamaholot mulai Menyaksikan pergeseran makna. Banyak orang yang memandangnya hanya sebagai Dibagian Didalam adat istiadat semata.
Malahan, beberapa ritus dan praktik spiritual Lamaholot sering disalahartikan sebagai penyembahan berhala Sebab tidak sejalan Didalam ajaran agama-agama Didalam luar. Di hakikatnya, kepercayaan Lamaholot adalah inti dan sumber moralitas Komunitas Lamaholot Dari zaman dulu.
Ungkapan Untuk Menyapa Tuhan Ata Lamaholot
Ata Lamaholot mengenal beberapa ungkapan Untuk menyapa Tuhan atau Ilahi. Penyematan ini tidak datang begitu saja, melainkan lahir Didalam situasi yang dialami Didalam Komunitas. Baik itu situasi lingkungan alam maupun lingkungan Kearifan Lokal Dunia.
Berikut beberapa ungkapan Untuk menyapa Ilahi yang digunakan Didalam Komunitas Lamaholot.
- Ekan Amun: Menggambarkan Ilahi sebagai kekosongan absolut yang mengandung keberadaan. Ia tak berwujud, tak terbatas, tetapi menjadi sumber Didalam segala sesuatu.
- Rera Wulan Tana Ekan (RWTE): Menggambarkan Ilahi sebagai kekuatan yang mempersatukan unsur alam, langit, bulan, dan tanah. Ilahi hadir sebagai harmoni Di langit dan bumi.
- Alapet Rera Wulan Tana Ekan (ARWTE): Alapet berarti pemilik atau penguasa. Didalam Sebab Itu Ilahi dipahami sebagai pemilik dan pengatur langit, bulan, dan bumi yang merupakan sumber kehidupan dan tatanan kosmos.
- Alapet Rera Wulan – Nimun Tana Ekan: Menekankan Ilahi sebagai penjaga dan pemberi kesuburan. Ini merupakan penghubung Di langit dan bumi yang menjaga Kesejaganan alam.
- Ama Rera Wulan – Ina Tana Ekan: “Ama” (bapak) dan “Ina” (ibu) Menunjukkan Ilahi sebagai dua prinsip penciptaan. Dimana laki-laki dan perempuan, langit dan bumi adalah sumber kehidupan yang melahirkan segalanya.
- Ama Dewa Lera Wulan Ina Raya Tana Ekan: Menampilkan Ilahi sebagai Bapak dan Ibu alam semesta.
- Lera Wulan Tana Ekan: Menggambarkan Ilahi sebagai kesatuan energi Di matahari, bulan, dan bumi yang merupakan sumber kehidupan yang Menyediakan cahaya dan tempat Untuk manusia.
- Ema Lera Wulan Bapak Tanah Ekun: Ilahi dipahami sebagai pasangan kosmis, ibu langit dan ayah bumi. Ini merupakan simbol keharmonisan penciptaan dan asal mula manusia.
- Ratu Lera Wulan Nini Tana Ekan: Ilahi dipandang sebagai raja dan ratu semesta. Sebagai penguasa tertinggi yang menjaga keteraturan alam dan kehidupan manusia.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Koda Kirin, Kepercayaan Asli Komunitas Adonara NTT











