Layang-layang Tetap Terbang Di Di Hujan Abiantimbul Kite Perayaan Seni



Denpasar

Hujan deras yang mengguyur Subak Ulun Suwi, Denpasar, Sebelum pagi tak menyurutkan semangat ratusan pelayang Di mengikuti Abiantimbul Kite Perayaan Seni #3, Minggu (8/6/2025). Bersama Pengganti basah kuyup dan kaki berlumpur, para peserta tetap kompak menaikkan layang-layang mereka Di langit.

Perayaan Seni tahunan yang digelar Dari Sekaa Teruna Teruni (STT) Yowana Sawitra, Banjar Abiantimbul, ini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya Sebelum pertama kali digelar Ke 2023.

Ketua STT Yowana Sawitra, I Ketut Gede Mertayasa, mengatakan Perayaan Seni ini lahir Bersama semangat pelestarian Kearifan Lokal Dunia, khususnya Kebiasaan melayangan yang masih menjadi Dibagian penting Di kehidupan Komunitas Bali.


Perayaan Seni layang-layang ini rutin digelar Ke akhir Mei atau awal Juni, menyesuaikan Bersama pola tanam petani Di kawasan tersebut. Lokasinya pun menggunakan lahan persawahan milik warga, Tetapi masih berada Di Area Banjar Abiantimbul.

“Kami Mengadakan Perayaan Seni Sebelumnya petani mulai menanam padi Di akhir Juni atau awal Juli. Karena Itu tidak mengganggu Karya Agrikultur,” ujar Mertayasa.


Tahun ini, Perayaan Seni diikuti Dari 1.521 peserta, Meresahkan signifikan dibandingkan tahun pertama yang hanya diikuti 800 orang, dan 900 peserta Ke tahun kedua. Peserta datang Bersama berbagai Area, seperti Denpasar, Tabanan, hingga Nusa Dua.

“Sebab sawah Di Bali sudah Lebih mengecil. Gak semua tempat Di Bali punya sawah sebesar ini yang memadai dan bisa menampung peserta segitu banyaknya,” katanya.

18 Kategori dan 33 Tanpapemenang Penerbangan

Terdapat 18 kategori yang dipertandingkan Di Perayaan Seni ini, Bersama total 33 Tanpapemenang penerbangan. Setiap Tanpapemenang berlangsung Pada 10-15 menit. Setelahnya itu, layangan diturunkan Sebagai memberi giliran kepada Tanpapemenang berikutnya.

“Sistemnya peserta memilih kategori yang Berencana diikuti. Nanti layangan dinaikkan ketika waktu tertentu atau serinya. Satu kategori bisa dua sampai tiga Tanpapemenang, Karena Itu pelayang bisa memilih Berencana menaikkan Di Tanpapemenang yang mana,” jelasnya.

Penilaian dilakukan berdasarkan beberapa aspek, seperti Kesejajaran Pada diterbangkan, kerapian bentuk, kelengkapan kain, dan keutuhan fisik layangan.

“Layangan sekarang cenderung sama, sudah ada sikut atau ukurannya sama. Paling bentuknya beda-beda sedikit. Sebagai bentuk hampir sama,” katanya.

Perayaan Seni ini juga Menyediakan Pengakuan Untuk pengirim peserta terbanyak. Kelompok yang membawa minimal 25 peserta Berencana Menyambut Gelar kaca, satu karton bir Bersama Penyandangdana, dan satu ekor babi guling. Sambil Itu Sebagai tiap kategori, tersedia hadiah uang tunai Sebagai Mendominasi satu hingga harapan tiga.

Pengumuman Mendominasi dilakukan Ke hari yang sama Setelahnya seluruh Kejuaraan selesai, maksimal pukul 18.00 Wita.

Mertayasa mengungkapkan salah satu momen paling Memikat terjadi Di Tanpapemenang cotek blolong. Kategori ini diikuti Dari 180 pelayang, jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan tahun Sebelumnya yang hanya berkisar 60-70 peserta per Tanpapemenang.

“Karena Itu kayak semut kalau kami lihat. Kategori ini sangat diminati Sebab buatnya juga lumayan gampang, apalagi kalangan anak-anak itu bisa buat sendiri Karena Itu banyak peminatnya,” ujarnya.

Tantangan Cuaca dan Semangat Pelayang

Cuaca menjadi tantangan tersendiri Ke pelaksanaan tahun ini. Hujan sempat turun Pada sesi penerbangan, Tetapi para peserta tetap melanjutkan Kejuaraan.

“Kalau hujan pas layangan naik, tetap lanjut. Tapi pas turun, kami jeda sebentar,” kata Mertayasa. “Pelayang pasti sudah akrab Bersama alam, Sebab kita nggak bisa lawan alam.”

Salah satu peserta, Kadek Agus Bersama komunitas Margi Dalem, datang bersama 19 anggota Regu lainnya. Ia mengatakan timnya pernah ikut Kejuaraan ini Ke tahun Sebelumnya.

“Kami tertarik bawa layangan Di sini lagi dan anginnya kencang pas hari ini,” ucapnya.

Tahun lalu timnya meraih Mendominasi harapan dua Di kategori bebean plastik. Sebagai tahun ini, mereka Menyusun diri Pada sebulan Sebagai mengikuti kategori cotek, bebean, dan janggan.

Meski sempat diguyur hujan, semangat peserta tetap menyala. “Sempat hujan, sempat terhalang hujan. Tapi kami sebagai pelayang nggak masalah saking semangatnya. Semua basah tapi tetap lanjut, langsung terang,” tutupnya.

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Layang-layang Tetap Terbang Di Di Hujan Abiantimbul Kite Perayaan Seni

c.