Surabaya –
Primbon Jawa, sebuah warisan Kearifan Lokal Global yang kaya kearifan lokal, telah lama menjadi pedoman Bagi Kelompok Di memahami berbagai aspek kehidupan, termasuk karakter dan kepribadian seseorang. Salah satu metode yang digunakan Di Primbon Jawa Bagi Meneliti kepribadian adalah Melewati weton kelahiran.
Di Kearifan Lokal Global Jawa, weton merupakan salah satu cara Bagi menandai hari kelahiran seseorang. Di umumnya, setiap weton dinilai Memiliki karakter dan kepribadian yang unik sesuai kombinasi hari dan pasaran Di kalender Jawa.
Didalam karenanya, setiap weton diyakini membawa karakter dan kepribadian yang diyakini mempengaruhi kepribadian dan nasib seseorang. Malahan, weton ini digadang-gadang lebih tepat daripada Prakiraan menggunakan zodiak yang Di ini lebih dipercaya Ke kalangan generasi muda.
Apa Itu Weton?
Dilansir Primbon Jawa, Dari zaman dahulu, Kelompok Jawa telah menggunakan sistem penanggalan atau perhitungan neptu weton sebagai Pada Di kehidupan sehari-hari. Sistem ini Memiliki banyak fungsi Di kehidupan Kelompok.
Tidak hanya berfungsi Bagi menandai hari kelahiran atau menggambarkan sifat, karakter, dan nasib seseorang. Tetapi juga digunakan Bagi menentukan waktu yang tepat Bagi bertani, meramalkan kecocokan pasangan, atau mencari hari yang baik Bagi melakukan kegiatan tertentu.
Berbagai aturan Di perhitungan dan tafsiran weton telah mengakar kuat Di Kearifan Lokal Kelompok. Metode, rumus, atau Syarat yang diwariskan Di generasi Ke generasi Memiliki makna sebagai petunjuk atau peringatan Bagi mereka yang mempercayainya.
Weton merupakan kombinasi Antara tujuh hari Di seminggu (Senin, Selasa, dan seterusnya) Didalam lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Siklus ini berulang setiap 35 hari (7 x 5).
Supaya menurut perhitungan weton Jawa, hari kelahiran Akansegera kembali setiap lima minggu. Sesudah Itu setiap hari kelahiran diyakini Memiliki pengaruh tertentu Di menentukan sifat, karakter, serta nasib seseorang.
Apa Itu Pasaran?
Hari pasaran terdiri Di lima hari Didalam urutan Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Kelima hari ini disebut pasaran Lantaran Dari zaman dahulu digunakan Bagi menentukan hari dibukanya pasar Bagi para pedagang, Supaya Di hari tersebut, pasar menjadi ramai dikunjungi pedagang dan pembeli.
Menurut cerita Di leluhur, nama lima hari ini sebenarnya berasal Di nama lima roh. Roh-roh tersebut adalah Batara Legi, Batara Pahing, Batara Pon, Batara Wage, dan Batara Kliwon. Nama-nama ini merupakan Pada Di keyakinan leluhur Jawa yang sudah ada Dari zaman kuno dan tetap diyakini hingga Di ini.
Lantaran kelima hari pasaran tersebut diambil Di nama jiwa manusia yang dikenal sebagai “Sedulur Papat Lima Pancer,” Kelompok Jawa hingga sekarang Memiliki kebiasaan menggunakan nama hari pasaran sebagai petunjuk Bagi memahami peran dan karakter seseorang berdasarkan hari pasaran kelahirannya.
Karakter Dasar Watak Weton Jawa
Karakter dasar berdasarkan weton Jawa. Sebelumnya dijelaskan Didalam Detail, terdapat beberapa kategori tentang karakter dasar seseorang yakni sebagai berikut:
Ahad (Minggu)
- Wage: Lakuning Angin (Satriya Wibawa)
- Kliwon: Lakuning Lintang (Lebu Katiyup Angin)
- Legi: Aras Pepet (Sumur Sinaba)
- Pahing: Lakuning Rembulan (Wasesa Segara)
- Pon: Aras Kembang (Bumi Kapetak)
Senen (Senin)
- Wage: Lakuning Bumi (Lebu Katiyup Angin)
- Kliwon: Aras Kembang (Satria Wirang)
- Legi: Lakuning Angin (Tunggak Semi)
- Pahing: Lakuning Lintang (Bumi Kapetak)
- Pon: Aras Tuding (Sumur Sinaba)
Slasa (Selasa)
- Wage: Lakuning Geni (Wasesa Segara)
- Kliwon: Aras Tuding (Sumur Sinaba)
- Legi: Lakuning Geni (Wasesa Segara)
- Pahing: Aras Kembang (Satriya Wirang)
- Pon: Aras Pepet (Satriya Wibawa)
Rebo (Rabu)
- Wage: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
- Kliwon: Lakuning Srengenge (Lebu Katiyup Angin)
- Legi: Aras Kembang (Sumur Sinaba)
- Pahing: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
- Pon: Lakuning Rembulan (Bumi Kapetak)
Kemis (Kamis)
- Wage: Aras Kembang (Tunggak Semi)
- Kliwon: Lakuning Banyu (Bumi Kapetak)
- Legi: Lakuning Lintang (Satriya Wibawa)
- Pahing: Lakuning Bumi (Lebu Katiyup Angin)
- Pon: Lakuning Srengenge (Satria Wirang)
Jemuwah (Jumat)
- Wage: Aras Pepet (Sumur Sinaba)
- Kliwon: Lakuning Rembulan (Wasesa Segara)
- Legi: Aras Tuding (Satriya Wirang)
- Pahing: Lakuning Srengenge (Tunggak Semi)
- Pon: Lakuning Lintang (Lebu Katiyup Angin)
Setu (Sabtu)
- Wage: Lakuning Lintang (Satriya Wirang)
- Kliwon: Lakuning Bumi (Tunggak Semi)
- Legi: Lakuning Rembulan (Bumi Kapetak)
- Pahing: Lakuning Geni (Satriya Wibawa)
- Pon: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
Makna Dasar Watak Weton Jawa
Gawan atau watak bawaan yang tercermin Di weton berdasarkan paparan Ke atas Memiliki makna masing-masing. Berikut makna dasar watak berdasarkan weton yang dimiliki seseorang.
- Aras Tuding, sifatnya telunjuk jari: Sering ditunjuk Di hal apapun
- Aras Kembang, sifatnya bunga: Memesona memikat lawan jenisnya
- Lakuning Lintang, sifatnya bintang: Lemah hati, kesepian dan sengsara, kecenderungan tidak menetap (Di hal pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain)
- Lakuning Rembulan, sifatnya bulan: Simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan
- Lakuning Srengenge, sifatnya matahari: Terang dan berwibawa, mencerahkan
- Lakuning Banyu, sifatnya air: Tenteram, selalu Datang Ke tempat yang rendah Lantaran tahu persis Ke mana Akansegera Merasakan rezekinya, Memiliki Pendesainan yang matang
- Lakuning Bumi, sifatnya bumi: Pemurah, pengampun, dan pelindung
- Lakuning Geni, sifatnya api: Temperamental, emosional, mudah marah dan naik pitam, pemberani
- Lakuning Angin, sifatnya angin: Pandai Membahas hati orang, tetapi menakutkan jika Lagi marah
- Aras Pepet atau Lakuning Pandhita Sakti, sifatnya tertutup atau pertapa sakti: Sering prihatin, hidup menderita dan serba kekurangan, yang diinginkan sulit tercapai
- Wasesa Segara: Pemurah, pemaaf, berwibawa, dan bertanggung jawab
- Tunggak Semi: Penghasilannya selalu terjamin, rezeki selalu ada
- Satriya Wibawa: Dihormati orang Lantaran kemuliaan dan keluhurannya
- Sumur Sinaba: Dicari orang Lantaran petuah dan nasehatanya, serta banyak pengetahuannya
- Bumi Kapetak: Suka bekerja, kuat menahan kecewa dan penderitaan, rapi dan bersih hidupnya Akan Tetapi pendendam. Sarana penolaknya adalah menanam atau mengubur tanah
- Satriya Wirang: Luhur budinya tetapi selalu dipermalukan orang, tidak berwibawa. Sarana penolaknya adalah Menerbitkan darah (menyembelih ayam atau kambing)
- Lebu Katiyup Angin: Serba kekurangan hidupnya, jauh Di keberuntungan, dan sulit Menyambut kemajuan Di pekerjaan dan usahanya. Sarana penolaknya adalah Didalam menyebar debu
Artikel ini ditulis Didalam Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka Ke detikcom.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Melihat Watak Seseorang Berdasarkan Weton Jawa