Mojokerto –
Jawa Timur dikenal sebagai provinsi yang kaya Akansegera Kebiasaan Global dan Kebiasaan yang terus hidup Ke Di Kelompok. Setiap Area Memiliki cerita sejarah dan kearifan lokal yang Memikat Sebagai digali, tak terkecuali Mojokerto.
Ke Mojokerto, warisan Kebiasaan Global bukan hanya peninggalan masa lalu, melainkan menjadi identitas hidup yang memperkaya keberagaman Untuk Kelompok. Kebiasaan-Kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun ini tetap eksis dan dilestarikan hingga kini.
Daftar Kebiasaan Global Mojokerto
Berikut ini ragam Seni Kearifan Lokal tradisional khas Mojokerto yang masih eksis dan terus dilestarikan hingga kini. Setiap Seni Kearifan Lokal Memiliki nilai sejarah, simbolisme Kebiasaan Global, dan peran penting Untuk kehidupan Kelompok setempat.
Bersama pertunjukan magis hingga tari-tarian adat, inilah warisan Kebiasaan Global Mojokerto yang patut dikenali dan dijaga. Simak daftar Seni Kearifan Lokal dan Kebiasaan khas Mojokerto yang masih lestari, berdasarkan informasi Bersama laman resmi Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
1. Seni Kearifan Lokal Bantengan
Seni Kearifan Lokal Bantengan merupakan salah satu Seni Kearifan Lokal tradisional Mojokerto yang dipercaya telah ada Sebelum zaman Kerajaan Singhasari. Seperti namanya, Seni Kearifan Lokal ini menampilkan tokoh utama seekor “banteng”.
Menurut laman resmi Kementerian Belajar dan Kebudayaan (Kemdikbud), pertunjukan Bantengan merupakan kolaborasi Di Karyaseni tari, bela diri (kanuragan), Alunan, dan mantra, menciptakan nuansa magis yang kuat. Salah satu momen Memikat Untuk pertunjukan ini adalah Di Olahragawan Merasakan “trance”, Ke mana tokoh banteng dipercaya dirasuki roh leluhur atau Dhanyangan.
2. Ludruk
Ludruk adalah Seni Kearifan Lokal teater rakyat yang berasal Bersama Jawa Timur dan masih populer Ke Mojokerto hingga kini. Selain sebagai hiburan, Ludruk juga berfungsi sebagai media penyampaian pesan moral dan Komentar sosial, sering kali disampaikan secara jenaka.
Seni Kearifan Lokal ini telah diakui sebagai Warisan Kebiasaan Global Tak Benda (WBTB) Indonesia Sebelum tahun 2014. Dilansir Bersama UPT Cak Durasim, Ludruk mengangkat kisah-kisah kehidupan Kelompok sehari-hari, menjadikannya sangat Di Bersama penonton.
3. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah Karyaseni pertunjukan tradisional yang sangat terkenal Ke Pulau Jawa, termasuk Mojokerto. Cerita yang diangkat umumnya berasal Bersama epik India seperti Ramayana dan Mahabharata.
Wayang kulit telah diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity Sebelum 7 November 2003. Ke Mojokerto sendiri, terdapat dalang legendaris bernama Ki Pit Asmoro yang dikenal sebagai maestro wayang khas Jawa Timur-an.
4. Grebeg Suro Majapahit
Grebeg Suro Majapahit adalah Kebiasaan tahunan yang dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan Pada Tahun Terbaru Islam (1 Muharram) serta simbol perpaduan Kebiasaan Global Islam dan Jawa.
Dikutip Bersama laman resmi Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Kebiasaan ini diawali Bersama doa bersama dan dilanjutkan Bersama arak-arakan gunungan-susunan hasil bumi seperti buah, sayur, dan beras-sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan Akansegera Keadaan.
5. Tari Mayang Rontek
Tari Mayang Rontek merupakan tarian rakyat khas Mojokerto yang biasanya dipentaskan sebagai pembuka Untuk prosesi adat pernikahan Mojoputri.
Menurut jurnal “Makna Simbolis Tari Mayang Rontek Ke Kabupaten Mojokerto,” istilah Mayang Rontek berasal Bersama kata “Mayang” (tongkol bunga) dan “Rontek” (hiasan berbentuk rumbai Ke tombak). Tarian ini diiringi Alunan gamelan khas Jawa Timur Bersama laras slendro dan berbagai gendhing tradisional.
Warisan Kebiasaan Global Mojokerto bukan hanya bentuk hiburan semata, tetapi juga cerminan identitas dan nilai-nilai luhur masyarakatnya. Melestarikan Kebiasaan-Kebiasaan ini berarti merawat akar sejarah dan memperkaya warisan bangsa Bagi generasi mendatang.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal 5 Warisan Kebiasaan Global Mojokerto yang Masih Lestari