Mengenal Peta Kapanca, Ritual Penting Untuk Pernikahan Adat Bima NTB

Bima

Prosesi pernikahan adat Bima Di Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal Bersama Upacara Peta Kapanca. Peta Kapanca adalah satu Di Antara delapan prosesi pernikahan adat Suku Bima yang sangat penting.

Upacara ini dilakukan sehari Sebelumnya hari pernikahan yang melibatkan sembilan orang laki-laki dan perempuan. Untuk pelaksanaannya Akansegera dibacakan doa Ziki Kapanca.

Perlu diketahui, bahwa doa ziki kapanca diterapkan Pada Islam Terbaru masuk Hingga Bima dan menjadi agama resmi Di sana. Sebelumnya itu, hanya dilakukan doa memohon kelancaran Sebelumnya melaksanakan upacara ini. Hal ini menandakan bahwa Komunitas Bima telah Merasakan akulturasi Kekayaan Budaya Dunia dan Kearifan Lokal Di warisan nenek moyang mereka.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut detikBali telah merangkum tentang sejarah, makna, dan prosesi pelaksanaan upacara Peta Kapanca. Informasi ini dilansir Bersama skripsi yang ditulis Bersama Kamaludin (2022) yang berjudul Kearifan Lokal Upacara Peta Kapanca Untuk Proses Pernikahan Di Desa Rupe Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima.

Sejarah Upacara Peta Kapanca

Upacara Peta Kapanca awalnya hanya dilakukan Di Kesultanan Bima. Seiring berjalanya waktu, Kearifan Lokal ini mulai menyebar Di seluruh desa yang masuk Untuk kawasan Kesultanan Bima. Peta Kapanca merupakan Dibagian Bersama prosesi pernikahan adat Bima yang sudah ada Sebelumnya Islam masuk.

Di awalnya, Komunitas Bima menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yang disebut makamba dan makimbi. Ini adalah keyakinan Di cahaya dan kekuatan Untuk tubuh. Di Pada itu, upacara Peta Kapanca dilakukan Bersama mantra serta doa-doa tradisional sebagai bentuk penghormatan kepada kekuatan tertinggi.

Perubahan besar terjadi ketika Islam masuk Hingga Bima, khususnya Dari masa pemerintahan Sultan Abdul Kahir (1630-1635 M). Para ulama dan raja melakukan akulturasi (percampuran Antara dua atau lebih Kekayaan Budaya Dunia) Di upacara Peta Kapanca Bersama memasukkan ajaran Islam Hingga Untuk pelaksanaan ritual ini.

Untuk prosesi peta kapanca, mantra-mantra lama diganti Bersama bacaan basmallah, doa keselamatan, dan lantunan zikir yang dikenal sebagai zikir kapanca. Zikir kapanca berisi syair Islam sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw. Akulturasi ini dilakukan tanpa menghilangkan makna Bersama pelaksanaan upacara itu.

Makna dan Filosofi

Kearifan Lokal Peta Kapanca Untuk Komunitas Bima Memperoleh makna sebagai simbol kesucian, kesiapan, dan harapan kedua mempelai Untuk memasuki kehidupan Tempattinggal tangga. Di Itu, setiap proses, alat dan bahan yang digunakan Untuk upacara ini mengandung makna sebagai kesucian cinta, kedamaian, martabat, keteguhan hidup, dan Perkembangan yang berkesinambungan.

Secara filosofis, Peta Kapanca merupakan upacara sakral yang tidak hanya Merencanakan pasangan secara lahiriah tetapi juga secara batiniah. Lewat pembacaan Zikir Kapanca, kedua mempelai diingatkan bahwa pernikahan bukan hanya ikatan sosial, tetapi juga merupakan ibadah.

Peta Kapanca tidak hanya dipandang sebagai ritual adat saja, tetapi sebagai media Sebagai menjaga nilai Kekayaan Budaya Dunia dan moral Untuk membangun Tempattinggal tangga yang harmonis Untuk Komunitas Bima.

Prosesi Pelaksanaan Peta Kapanca

Upacara peta kapanca merupakan salah satu prosesi penting Untuk pernikahan adat Bima. Upacara ini dilakukan Di malam hari, sehari Sebelumnya hari H pernikahan. Inti Bersama upacara ini adalah menempelkan daun pacar yang telah ditumbuk halus Di telapak tangan kedua mempelai secara bergiliran. Untuk pelaksanaannya Akansegera dibantu Bersama sembilan orang tamu undangan Bersama kalangan laki-laki dan perempuan dan diiringi Bersama lantunan Zikir Kapanca tanpa Alunan.

Sebelumnya pelaksanaan prosesi Peta Kapanca, keluarga penyelenggara harus menyiapkan berbagai perlengkapan seperti daun pacar yang sudah ditumbuk, telur hias yang ditancapkan Di batang pisang, bantal kecil sebagai alas tangan, daun pisang sebagai alas tangan dan kaki, air Untuk mangkuk kecil Sebagai membilas tangan, tisu, dan beras kuning bercampur kunyit.

Di Pada prosesi berlangsung, kedua mempelai duduk Di atas panggung (sarangge) Bersama posisi tangan lurus Hingga Di Di atas bantal yang dialasi daun pisang dan kaki juga diluruskan Bersama alas daun pisang. Setelahnya Itu, tamu yang terpilih Akansegera menempelkan daun pacar Hingga telapak tangan pengantin laki-laki dan perempuan secara bergantian.

Setelahnya itu, prosesi dilanjutkan Bersama penaburan beras kuning (bongi monca) sambil membaca sholawat yang diperuntukan Sebagai Nabi Muhammad SAW sebagai simbol doa dan harapan agar pernikahan membawa berkah. Di malam ini, pengantin laki-laki tidak boleh berada Di Tempattinggal panggung dan hanya diperbolehkan berada Di teras Tempattinggal bersama keluarga sampai hari pernikahan.

Setelahnya semua rangkaian Peta Kapanca selesai, Peristiwa dilanjutkan Bersama pertunjukan Seni Kekayaan Budaya tradisional yang disebut jiki hadra. Di Itu, juga terdapat berbagai atraksi permainan rakyat seperti mpa’a sila, mpa’a gantao, dan buja kadanda. Adapun permainan lanca, yaitu adu kekuatan betis yang dilakukan Bersama para laki-laki sebagai Dibagian Bersama hiburan dan Kearifan Lokal komunal.

Bacaan Sebagai Prosesi Peta Kapanca

Berikut daftar bacaan Zikir Kapanca Untuk pelaksanaan upacara Peta Kapanca yang wajib Sebagai dilakukan:
• Membaca Bismillah
• Mengucapkan salam
• Membaca istighfar (3 kali)
• Membaca syahadat
• Membaca sholawat
• Membaca Surah Al-Fatihah
• Membaca Surah Al-Ikhlas (3 kali)
• Membaca Surah Al-Falaq (3 kali)
• Membaca Surah An-Nas (3 kali)
• Membaca Ayat Sofa
• Membaca Surah Al-Baqarah ayat 284-286
• Membaca Dzikir Kapanca
• Membaca doa

Simak Video “Berkeliling Pulau Tak Berpenghuni Gili Bintang Bersama Berlari Singkat Di Lombok

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mengenal Peta Kapanca, Ritual Penting Untuk Pernikahan Adat Bima NTB