Sukabumi –
Ketika pertama kali menginjakkan kaki Hingga Gua Kolotok, Suherman Mutakhir bocah usia sepuluh tahunan. Ia lahir tahun 1960, tumbuh Di Di kampung yang kala itu masih diliputi semak belukar dan padang luas tempat warga menggembala hewan ternak.
“Begini, saya lahir tahun 60-an, Mungkin Saja Di tahun itu saya suka gembala kerbau Hingga sana. Situasi Gua Kolotok Di Di itu memang Untuk, dan ada cuman semak-semak,” tutur Suherman (64), warga Kampung Badakputih, Desa Jagamukti, Kecamatan Surade membuka ceritanya.
Akan Tetapi Di memasuki era 1970-an, cerita tentang gua itu mulai berubah. Bersama tempat bermain dan menggembala, menjadi lokasi yang dikenal sebagai titik pembuangan jasad orang-orang yang dituduh sebagai dukun teluh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Disekitar tahun itu mulai terdengar Permasalahan kalau gua itu Karena Itu tempat buang mayat dukun santet. Malahan Kelompok Disekitar pun kalau ada Kendaraan Pribadi lewat Hingga situ Di malam sudah tidak heran lagi. Mungkin Saja itu yang membuang mayat tukang teluh,” ucapnya.
Ia masih mengingat, Disekitar tahun 1986, ada satu Tindak Kejahatan yang membuat gaduh. “Gua Kolotok masih ada yang buang mayat Hingga sana. Tapi mayat tersebut bisa diambil kembali Lantaran sempat ketahuan Bersama keluarganya. Karena Itu sempat dibuang Bersama para pelaku Hingga gua, tetapi diambil Bersama keluarganya. Mungkin Saja keluarganya sudah nggak aneh lagi,” katanya.
Tapi kini, Gua Kolotok tak lagi seperti dulu. Bentuk fisiknya mulai tertutup. “Kondisinya sekarang sudah dangkal, Lantaran tertimbun Bersama semak-semak dan juga material-material Bersama penambangan liar pencari fosil gigi hiu megalodon,” jelasnya.
Menurut Suherman, perubahan besar terjadi Dari awal 2010-an. Dari Di itu bentuk gua yang dahulu curam dan Untuk, mulai hilang.
“Kalau dulu mah Gua Kolotok itu strategis. Bersama atas kecil, Bersama bawah besar. Makanya disebut Gua Kolotok. Kalau dilihat Bersama atas nggak kelihatan, Karena Itu kalau orang dibuang, apalagi masih hidup, gak bisa naik. Jalannya cuma satu,” ujarnya.
Kini, lokasi gua berada Disekitar 700 meter Bersama permukiman warga, dan 150 meter Bersama tepi jalan. Status tanahnya, menurut Suherman, masuk Area tanah adat.
“Kalau nggak salah sekarang yang punya itu mantan lurah Badrun. Dulu tempat penggembalaan, namanya Sampalan. Tapi Sesudah ada prona, dibagi Hingga warga,” jelasnya.
Kisah soal jasad manusia yang dibuang Lalu diambil kembali Bersama keluarganya Sebelumnya sempat dibenarkan Bersama Kepala Desa Jagamukti, Apay Suyatman.
Ia juga tak menampik soal jejak Gua Kolotok yang begitu panjang dan penuh cerita mistis. Malahan, ia mengakui adanya peristiwa pembuangan jasad.
“Nah sebetulnya tahun 91 pernah terjadi kalau gak salah, terakhir warga Kelurahan Surade itu kalau gak salah, itu merupakan pecahan Bersama Desa Jagamukti, ada Permasalahan-Permasalahan ramai orang punya ilmu itu, terakhir itu dibuangnya Hingga sana,” kata Apay.
Kala itu, Permasalahan mengenai seseorang yang disebut Memperoleh ilmu santet berkembang liar. Keluarga Bersama korban yang disebut sebagai tukang teluh datang mencari.
“Cuman udah terlalu ramainya bahwa pembuangan orang tersebut dibuangnya Hingga Gua Kolotok, Agar keluarga itu nyusul. Itu mah pas dibuang Mungkin Saja nyangkut Di akar ketahuan dibawa lagi. Udah meninggal, dibawa Bersama pihak keluarga,” ujarnya.
Menariknya, Apay juga menyampaikan bahwa pelaku pembuangan Di itu bukan warga biasa. Soal banyaknya gua Di Jagamukti, Apay mengonfirmasi bahwa Gua Kolotok memang paling dikenal.
“Gua Kolotok itu Untuk, kalau dulu saya kecil juga pernah Hingga sana, sekarang sudah tidak kelihatan, tertutup semak dan material. Dulu itu banyak kejadian mistis, katanya tempat buang mayat, tapi dulu nggak terlalu banyak yang bicara,” katanya.
Apay menambahkan, penting Untuk generasi muda Untuk tahu sejarah lokal mereka, termasuk soal gua ini.
“Sekarang kan sudah beda, anak-anak sekarang harus tahu cerita yang dulu, jangan sampai hilang. Tapi juga jangan asal tuduh orang tukang santet. Kita sekarang harus hati-hati, jangan percaya begitu saja,” ucapnya.
(sya/mso)
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Mereka yang Menyimpan Ingatan Kelam Gua Kolotok