Ponorogo –
Pagelaran Pusaka Grebeg Suro 2025 resmi dibuka Di kawasan Pendopo Agung Ponorogo, Selasa (24/6/2025). Tak sekadar menampilkan pameran benda pusaka, kegiatan ini juga dirangkai Di bursa dan lokakarya yang membuka ruang pembelajaran sejarah dan Ilmu Pengetahuan warisan leluhur.
“Tidak hanya sekadar pameran saja, ini ada beberapa (kegiatan lain) yang kami berikan ruang kepada anak muda Sebagai memahami, mempelajari ternyata nenek moyang kita ahli Di metalurgi,” ujar Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Di sambutannya.
Pagelaran yang Akansegera berlangsung hingga Kamis (26/6/2025) ini memamerkan beragam benda pusaka khas Ponorogo dan berbagai Lokasi Di Indonesia. Mulai Di keris, tombak, hingga mothik, semua Menunjukkan keahlian luar biasa para leluhur Di Ilmu Pengetahuan logam.
Bupati yang akrab disapa Kang Giri itu menegaskan pentingnya mengangkat sisi ilmiah Di warisan Kebiasaan Global. Ia mencontohkan proses pembuatan keris yang memadukan berbagai jenis logam, lalu diproses Di Cara pendinginan serentak Agar menghasilkan senjata yang sangat kuat.
“Memadukan beberapa jenis logam menjadi satu, Lalu bagaimana agar logam keras didinginkan serentak. Tidak mustahil ketika Konflik Bersenjata Ke Zaman Majapahit melawan tentara Tartar, semua tameng tembus Dari panah kita Sebab pemahaman Pada metalurgi kita jauh lebih Di,” jelasnya.
Kang Giri juga mengajak generasi muda agar tak memandang benda pusaka hanya Di sisi mistis atau klenik semata. Menurutnya, benda-benda tersebut adalah bukti kemajuan ilmu pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Ke zamannya, yang bisa dikembangkan Sebagai kemajuan hari ini.
“Generasi milenial dan generasi Z perlu didorong Sebagai mencintai benda-benda pusaka karya nenek moyangnya. Di situ, mereka bisa Menyusun Ilmu Pengetahuan tersebut Sebagai Kesejaganan Komunitas,” imbuhnya.
Tak hanya soal Pembelajaran, pagelaran ini juga memberi ruang Untuk ekonomi kreatif. Kang Giri menyebut potensi Kemajuan ekonomi Di dunia perkerisan, apalagi jika Komunitas turut mengapresiasi karya para empu.
“Kita apresiasi kalau nanti ada empu yang Lagi nempa (menempa keris), kita tonton bersama-sama lalu Lalu kita beli, sebagai bentuk apresiasi Di rakyat Sebagai para pelaku keris,” tegasnya.
Sebagai informasi, keris telah diakui sebagai Warisan Kebiasaan Global Takbenda Dari UNESCO. Di pengakuan ini, Kang Giri menekankan pentingnya pelestarian dan Pembuatan warisan leluhur tersebut.
“Artinya, kita wajib Sebagai melestarikan, Sebagai mencintai, dan tentunya Sebagai Menyusun agar Lalu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,” pungkasnya.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Pagelaran Pusaka Angkat Kejayaan Metalurgi Nenek Moyang