Penjelasan Punarbhawa serta Hubungannya Bersama Moksa dan Karma Phala



Bali

Setiap umat beragama Memperoleh kepercayaan yang mereka pegang sebagai landasan hidup. Hal ini juga berlaku Bagi umat Hindu yang Memperoleh keyakinan atau kepercayaan panca sradha.

Panca sradha terdiri Bersama dua kata, yaitu “panca” yang artinya lima dan “sradha” yang artinya keyakinan atau kepercayaan. Karena Itu, panca sradha adalah lima dasar keyakinan umat Hindu.


Lima dasar keyakinan umat Hindu adalah Brahman (Tuhan), Atman (jiwa), karma phala (hukum sebab-akibat), punarbhawa (kelahiran kembali), dan moksa (kebebasan spiritual).

Bersama kelima keyakinan itu, punarbhawa menjadi salah satu yang paling Menarik Perhatian Bagi dibahas. Di Di Itu, punarbhawa juga Memperoleh hubungan erat Bersama karma phala dan moksa. Kok bisa?

Pengertian dan Tujuan Punarbhawa

Kata punarbhawa berasal Bersama bahasa Sanskerta, yang terdiri Bersama dua kata, yaitu “punar” artinya kembali dan berulang-ulang dan “bhawa” artinya menjelma atau lahir kembali. Karena Itu, punarbhawa adalah sebuah keyakinan Akansegera adanya proses kelahiran kembali atau berulang-ulang atau sering disebut Samsara Di agama Hindu.

Berdasarkan Weda, jiwatman Merasakan penjelmaan yang berulang, baik Di dunia maupun Di alam yang lebih tinggi berdasarkan Penghayatan suka dan duka Di kehidupan Sebelumnya Itu. Punarbhawa merupakan kesempatan Bagi atman Bagi memperbaiki hal-hal buruk yang pernah diperbuat semasa hidupnya dahulu.

Penyebab Terjadinya Punarbhawa

Terjadinya Punarbhawa disebabkan Bersama dua hal, yaitu wisaya yang merujuk Di tindakan buruk yang pernah dilakukan semasa kehidupan dan karmanya harus harus ditanggung Di kehidupan Berikutnya. Awidya adalah kebingungan yang dialami Bersama jiwa manusia Di kebenaran sejati Bersama sebuah kenyataan duniawi Lantaran hal inilah atman masih terikat Di siklus kelahiran dan kematian.

Kedua hal inilah yang menyebabkan atman masih terikat Di siklus punarbhawa dan belum dapat mencapai sebuah kebebasan atau moksa. Ini Akansegera berlangsung hingga atman terlepas Bersama ikatan karma buruk yang diperbuat semasa hidup. Tidak hanya mengumpulkan karma baik, diperlukan juga pemahaman Akansegera pengetahuan spiritual yang sempurna Bagi mencapai Moksa.

Kaitan Punarbhawa Bersama Moksa

Punarbhawa dan moksa Memperoleh kaitan yang sangat erat secara niskala (tidak kasatmata). Punarbhawa adalah tahap yang harus dilewati jiwa manusia agar bisa mencapai sebuah kesempurnaan (moksa).

Moksa merupakan tujuan akhir Bersama kehidupan umat Hindu. Atman mereka Akansegera menyatu Bersama Brahman (Tuhan). Walhasil, punarbhawa merupakan siklus yang Memberi kesempatan Bagi atman Bagi belajar, tumbuh, dan berkembang hingga mencapai moksa sebagai tujuan utama. Pada mencapai moksa, atman Akansegera terbebas Bersama siklus kelahiran dan kematian Lantaran sudah menyatu Bersama Brahman (Tuhan).

Kaitan Punarbhawa Bersama Karma Phala

Kelahiran kembali Akansegera menimbulkan sebuah pertanyaan besar jika merujuk Di punarbhawa. Secara tidak langsung, hal itu mengindikasikan jiwa manusia masih Memperoleh utang karma baik dan pemahaman spiritual yang harus dimiliki Bagi mencapai moksa.

Karma phala dan punarbhawa sendiri Memperoleh kaitan yang erat. Karma phala merujuk Di sebab-akibat Bersama segala tindakan, pikiran, dan ucapan seseorang semasa hidupnya. Sedangkan punarbhawa merupakan hasil Bersama semua karma yang dapat dilihat Bersama penjelmaan seseorang Di kehidupan berikutnya.

Artinya, setiap perbuatan buruk menimbulkan dosa. Hal itu mengakibatkan atman Merasakan penderitaan Di neraka dan Akansegera lahir kembali Di tingkat kehidupan yang lebih rendah dan penuh penderitaan Bersama perbuatan kehidupan Sebelumnya Itu.

Kondisinya Akansegera berbanding terbalik jika manusia Pada hidupnya melakukan perbuatan baik. Jiwa manusia Justru bisa mencapai tingkatan tertinggi atau menyatu Bersama brahman alias moksa.

Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Penjelasan Punarbhawa serta Hubungannya Bersama Moksa dan Karma Phala