Ponorogo –
Perayaan Seni Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX resmi digelar. Sebanyak 65 grup Reog Di seluruh penjuru Indonesia berkumpul Ke Alun-alun Ponorogo, Selasa (17/6) dini hari, Untuk memperebutkan Trophy Pemimpin Negara RI. Ajang bergengsi ini sekaligus menandai pembukaan rangkaian perayaan Grebeg Suro Ke Kota Reog.
Di total peserta, 24 grup merupakan Reog Remaja Di berbagai sekolah Ke Ponorogo, sedangkan 41 lainnya adalah grup Reog Dewasa Di luar Lokasi.
Tak hanya menjadi Laga Karyaseni Kearifan Lokal Global, pembukaan FNRP XXX juga menjadi momentum istimewa usai Reog Ponorogo resmi ditetapkan sebagai Warisan Kearifan Lokal Global Tak Benda Dari UNESCO. Penyerahan piagam Apresiasi disampaikan langsung Dari Staf Khusus Pejabat Tingginegara Kebudayaan RI Bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Kearifan Lokal Global, Basuki Teguh Yuwono, kepada Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
“Ini bukti nyata ketika Reog dibukukan Dari UNESCO. Tentu ini adalah hasil kerja keras semua pihak, terutama Bupati, Pemkab Ponorogo, dan seluruh Kelompok pendukung yang memastikan Reog tetap aktif,” ujar Basuki Di memberi sambutan.
Basuki juga menyampaikan bahwa eksistensi Reog tidak hanya kuat Ke Ponorogo, Akan Tetapi sudah menyebar Ke berbagai Lokasi Malahan mancanegara. Menurutnya, nilai-nilai Kearifan Lokal Global yang melekat Untuk Reog tetap terjaga, meski para senimannya terus Berkreasi Untuk bentuk penyajian.
“Pakem-pakemnya masih sangat kuat. Akan Tetapi Inovasi seniman dan Kelompok pendukung terus bertransformasi tanpa menghilangkan identitasnya,” tambahnya.
Suasana Ke Alun-alun Ponorogo pun tampak meriah. Ribuan penonton Di berbagai kalangan, mulai anak muda hingga orang tua, memadati area pertunjukan Untuk Merasakan Aksi Massa para seniman Reog.
“Ke bumi Ponorogo ini, pola pewarisan Kearifan Lokal Global sangat nyata. Kita bisa melihat bagaimana generasi muda hingga yang sangat senior terlibat aktif Untuk pagelaran ini,” kata Basuki lagi.
Ke Di Yang Sama, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan bahwa FNRP XXX dirancang agar lebih relevan Di generasi muda, terutama generasi milenial. Ia menggabungkan unsur Keahlian Di pertunjukan Karyaseni Kearifan Lokal Global tradisional.
“Kami kombinasikan Di Keahlian Di Kearifan Lokal Global,” terang pria yang akrab disapa Giri itu.
Penerapan Keahlian tersebut terlihat Di penggunaan layar video raksasa, permainan cahaya yang dramatis, hingga video mapping bertema sejarah Reog Ponorogo. Perkembangan ini bertujuan agar regenerasi Kearifan Lokal Global bisa terus berjalan.
“Mudah-mudahan Ke Di generasi muda bisa terlibat aktif Untuk Reog Ke segala sisi. Itu yang paling penting,” pungkas Giri.
Perayaan Seni Nasional Reog Ponorogo Ke-30 ini Berencana berlangsung hingga 27 Juni 2025 mendatang. Puncaknya Berencana ditandai Di penampilan para finalis terbaik dan penyerahan Trophy Pemimpin Negara kepada grup Reog terbaik.
Artikel ini disadur –> detik.com Indonesia News: Perayaan Seni Reog Ponorogo Resmi Dibuka, 65 Grup Berencana Adu Inovasi