DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster Menyambut Baik maraknya Topik Pemutusan Hubungan Kerja (Pengurangan Tenaga Kerja) yang beredar Hingga media sosial. Ia mengakui bahwa Pengurangan Tenaga Kerja memang terjadi, Tetapi menegaskan bahwa hal itu bukan berasal Bersama sektor Perjalanan Hingga Luarnegeri.
Pernyataan ini disampaikan Koster Pada menutup rangkaian Bulan Bung Karno VII Hingga Gedung Citta Kalangen, Institut Seni Kearifan Lokal Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu (29/6/2025).
Koster menyampaikan data terbaru Yang Berhubungan Bersama Perjalanan Hingga Luarnegeri dan ekonomi Bali. Ia menyebut hingga akhir 2024, Bali mencatat 6,4 juta wisatawan mancanegara dan 9,5 juta wisatawan domestik. Perkembangan ekonomi mencapai 5,48%, tingkat pengangguran 1,79%, dan angka Kesenjangan Ekonomi 3,8%.
Memasuki 2025, Gaya kunjungan wisatawan mancanegara terus Meresahkan. “Kunjungan naik rata-rata 10–12 persen per hari. Wisatawan domestik sempat turun sedikit, tapi kembali naik mulai Juni Sebab libur sekolah,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa tingkat hunian hotel Hingga Bali Menunjukkan geliat Perjalanan Hingga Luarnegeri yang kuat: The Meru 96%, Nusa Dua Hingga atas 90%, Kuta Di 80%, Malahan Buleleng tembus 70%.
“Hingga mana ada Pengurangan Tenaga Kerja Hingga sektor Perjalanan Hingga Luarnegeri? Tidak ada. Yang ada itu Hingga sektor usaha lain yang sudah tidak relevan. Seperti pabrik Coca-Cola Hingga Mengwi, itu ditutup Sebab jenis usahanya tak lagi dibutuhkan, bukan Sebab Perjalanan Hingga Luarnegeri,” jelas Koster.
Koster pun meminta Sekda Badung Untuk mencatat data secara akurat, mengingat banyak pihak yang ingin merusak citra Bali.
“Pesaing Bali banyak. Ada yang ingin membangun kesan negatif agar wisatawan enggan datang Hingga Bali. Contohnya viral soal Padangbai–Lombok, seolah wisatawan mulai beralih. Tapi kenyataannya, kunjungan harian justru Meresahkan: 12 ribu wisatawan domestik dan 23 ribu wisatawan mancanegara per hari,” tegasnya.
Tetapi demikian, Koster mengakui ada praktik ilegal yang merugikan Area, seperti villa dan Tempattinggal pribadi yang disewakan tanpa izin Bersama warga Foreign.
“Ada warga Foreign, Bersama Rusia, Ukraina, dan Negeri lain, menyewakan properti tanpa izin. Ini merugikan PAD Bersama Pajak Lainnya hotel dan restoran. Kita bentuk Regu terpadu Untuk menertibkan ini,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti perilaku wisatawan yang tidak taat aturan. “Ada wisatawan nakal: naik Kendaraan Bermotor Roda Dua tanpa helm, melawan polisi, melanggar lalu lintas. Saya sudah koordinasi Bersama Kapolda dan Perpindahan Penduduk, bila melanggar, langsung deportasi dan proses hukum,” tegas Koster.
Yang Berhubungan Bersama Topik overtourism, Koster menepis anggapan itu. “Bali belum over-tourism. Hunian hotel belum tembus 100%. Yang ada hanyalah perilaku wisatawan yang tidak tertib,” katanya.
Ia pun mengingatkan publik agar tidak gegabah menilai situasi. Ia mengenang masa Wabah Internasional COVID-19 yang membuat Bali nyaris lumpuh total.
“Dulu Pada COVID-19, Bali sepi dua tahun. PPKM membuat tidak ada yang bisa masuk. Setelahnya itu kita bangkit pelan-pelan, sampai bikin Langkah Work from Bali. Sekarang Bali sudah ramai lagi, ya jangan langsung ribut. Tertibkan secara bertahap, pelan-pelan dulu, ” pungkasnya. (jay/jon)
Artikel ini disadur –>Wartabalionline.com Indonesia: Tanggapi Topik Pengurangan Tenaga Kerja, Gubernur Koster: Ada, Tapi Bukan Bersama Sektor Perjalanan Hingga Luarnegeri